Reporter: Thomas Hadiwinata | Editor: Thomas Hadiwinata
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana untuk menggelar vaksinasi masal untuk mengatasi virus corona kemungkinan besar bergeser dari target awal. Pemerintah di banyak negara, tak hanya Indonesia, semula berharap bisa menggelar program vaksinasi sebelum akhir tahun.
Jika pemerintah Indonesia sempat menyebut target awal bergulirnya program vaksinasi adalah November, maka pemerintah Amerika Serikat memasang target yang lebih awal lagi. Presiden Donald Trump menyebut, Negeri Paman Sam akan memulai vaksinasi untuk melawan virus corona pada Oktober lalu.
Memasuki pekan kedua November, target awal vaksinasi yang sempat dipasang pemerintah di banyak negara kemungkinan akan meleset. Namun, tentu ada alasannya mengapa target awal itu meleset.
Baca Juga: 4 Hal yang membuat virus corona berbeda dengan virus flu
Dari keterangan sejumlah pejabat yang berwenang, bisa disimpulkan program vaksinasi tidak bisa berjalan sesuai rencana awal, yaitu Oktober-November, karena memang belum ada pengembang yang telah menuntaskan seluruh proses pengujian.
“Pemerintah pasti akan menyediakan vaksin yang terbukti aman dan lolos uji klinis sesuai rekomendasi WHO (Organisasi Kesehatan Dunia),” tutur Wiku Adisasmito, Jurubicara Satgas Penanganan Covid 19, dalam keterangan pers secara online, Kamis (5/11).
Sedangkan pada akhir Oktober lalu, Pelaksana Tugas Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Zat Adiktif Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM), Togi J. Hutadjulu, menuturkan, belum ada vaksin yang mendapatkan izin edar.
Baca Juga: WHO waspada, mutasi virus corona ditemukan di cerpelai dan menular ke manusia
“Badan POM memiliki standar dalam perizinan untuk obat-obatan dan vaksin, yaitu harus melalui proses uji klinis sebagai pembuktian khasiat dan keamanan,” ujar Togi dalam diskusi yang bertajuk Pengawalan BPOM dalam Proses Penyediaan Vaksin Covid 19, Rabu (28/10) lalu.
Namun, Wiku menambahkan, WHO optimistis para peneliti akan mampu mengembangkan vaksin Covid 19 yang efektif. Ia juga menyebut, ada banyak kandidat vaksin yang saat ini dikembangkan di berbagai negara, dan telah masuk uji klinis tahap ketiga.
Optimisme itu tidak berlebihan jika melihat dokumen bertajuk Draft Landscapes of Covid 19 candidate vaccines per 3 November 2020, yang dipublikasikan di situs WHO. Saat ini, ada 47 vaksin potensial yang sudah berada di tahap uji klinis.
Dari jumlah tersebut, sudah ada 10 kandidat vaksin yang sudah mencapai uji klinis tahap ketiga. Sebanyak 15 vaksin potensial sudah mencapai uji klinis tahap kedua. Lalu sisanya, 22 vaksin masih menjalani uji klinis tahap pertama.
Jumlah vaksin yang dikembangkan untuk mengatasi virus corona jauh lebih besar, jika menghitung kandidat vaksin yang saat ini masih di tahap pengujian pra klinis. Dalam pemantauan WHO, ada 155 kandidat vaksin yang per 3 November kemarin berada di tahap evaluasi pra klinis.
Selama pengembangan vaksin masih berjalan, pemerintah juga melakukan berbagai persiapan. Wiku menyebutkan, Kementerian Kesehatan kini menyusun peta jalan vaksinasi Covid 19. Road map inilah yang akan menjadi panduan pemerintah dalam menggelar program vaksinasi, setelah vaksin tersedia.
Baca Juga: Ini dua kunci pencegahan penularan Covid-19 menurut Kantor Staf Presiden
Selain menyusun berbagai pedoman, seperti pedoman penerima vaksin, jadwal vaksin serta alur distribusi vaksin, pemerintah juga menyiapkan logistik dan sumber daya manusia untuk program vaksinasi.
Meski opsi vaksinasi untuk mencegah virus corona sudah semakin terbuka, pemerintah berharap masyarakat tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. “Untuk saat ini, protokol kesehatan adalah satu-satunya jalan terhindar dari Covid 19,” ujar Wiku.
Baca Juga: Saat negara lain ramai-ramai amankan stok vaksin corona, ini yang Vietnam lakukan
Agar masyarakat tak kendor dalam menerapkan protokol kesehatan, Satuan Tugas Penanganan Covid 19 pun, pertengahan Oktober lalu, mengampanyekan tiga perubahan perilaku yang diharapkan untuk memerangi peredaran virus corona. Dan, ketaatan terhadap protokol kesehatan itu termuat dalam perilaku aman.
Sementara protokol kesehatan yang wajib untuk dilakukan masyarakat terdiri dari 3M. Masing-masing adalah memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan serta mencuci tangan memakai sabun.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun
Selanjutnya: INAF dan KAEF Memacu Produksi Obat Anti Corona (Covid-19)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News