kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pamor jamu merangkak di tengah wabah virus corona


Kamis, 12 Maret 2020 / 16:48 WIB
Pamor jamu merangkak di tengah wabah virus corona
ILUSTRASI. Proses pembuatan Jamu Mbak Suni


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wabah virus corona sudah masuk ke Indonesia sejak awal Maret lalu. Kabarnya beberapa empon-empon dapat membantu tingkatkan daya tahan tubuh yang jadi kunci tangkal corona.

Empon-empon atau rempah yang dimaksud adalah jahe, temulawak, kunyit, sere, dan kayu manis yang diolah untuk jadi minuman atau dikenal jamu. Beredarnya informasi tersebut tentu berdampak pada para pelaku di industri jamu.

Sunita Bhagchandani pemilik Jamu Mbak Suni misalnya, mengakui jika ada peningkatan penjualan usai corona masuk ke Indonesia ditambah informasi tersebut beredar. Penjualan saat ini dikatakan Suni naik tiga sampai lima kali lipat dari biasanya.

Baca Juga: Tangkal virus corona, presiden Jokowi semakin rajin minum jamu

"Sehari biasanya rata-rata weekend Rp 1,5 juta - Rp 2,5 juta. Jadi sebenarnya dari Februari udah berasa naik, cuma signifikannya abis diumumkan kemarin itu ada dua pasien positif corona langsung naik," jelas wanita yang belajar membuat jamu di Jogja dan Solo tersebut kepada Kontan.co.id, Senin (9/3).

Melihat permintaan naik, Suni hari itu usai pengumuman pasien positif corona langsung belanja bahan baku jamu ke supplier langganannya. Stok ia lakukan karena melihat bahan baku jamu yang tadinya untuk stok lima hari di tiga outlet Jamu Mbak Suni ludes hari itu.

"Saya biasa belanja seminggu itu masing-masing rempah 30 kilogram, tapi saya disarankan supplier buat stok, saya langsung belanja 300 kilogram masing-masing rempah. Ini saja sudah tinggal setengah mungkin," ungkap Suni.

Produk jamu di Jamu Mbak Suni diantaranya jamu kunyit asem, beras kencur, paitan, jamu tenggok, jamu godok, temulawak dan lainnya yang diperbotol ukuran 500 ml dibanderol Rp 30.000 dan ukuran 250 ml Rp 20.000. Saat ini varian jamu tenggok atau jamu empon-empon yang disebut dapat cegah corona.

Suni mengatakan bahwa varian jamu tersebut sudah ada sejak dulu di outletnya. Bahkan sebelum Presiden Jokowi viral dengan resep jamu andalanya untuk setiap hari.

"Jadi itu varian jamu tenggok, atau empon-empon. Ada 10 rempah, nah boleh dua aja, atau tiga jenis rempah atau lengkap bisa. Sebelum viral jamu Jokowi juga sudah ada, setelah viral makin banyak yang cari sekarang apalagi," jelas Suni.

Baca Juga: Indeks keyakinan konsumen turun, Sido Muncul (SIDO) optimistis daya beli terjaga

Jamu Mbak Suni mampu menjual jamu empon-empon saat ini hingga 300-400 botol. Sayang jamu ini tak disarankan Suni untuk dipasarkan secara online, lantaran hanya awet 3-4 jam di luar lemari pendingin.

Pelaku usaha di sektor jamu lain ialah Nova Dewi pemilik Suwe Ora Jamu. Nova menerangkan usai adanya wabah corona generasi milenial kini bertambah yang tertarik untuk meminum jamu.

Sadarnya generasi muda akan khasiat jamu menjadi hal yang baik tentunya. Lantaran stigma jamu sebagai minuman obat, kuno dan tak enak mulai pudar.

"Awareness meningkat terutama untuk jamu temulawak, yang kami lihat saat ini ada peningkatan 50% dari segi penjualan," ungkap Nova kepada Kontan.co.id, Rabu (11/3).

Saat ini setiap harinya Suwe Ora Jamu mampu menjual 1000 botol di setiap outlet, atau meningkat 50% dari biasanya. Sama halnya seperti Suni, Nova menerangkan bahwa varian jamu empon-empon sudah ada di Suwe Ora Jamu sejak tahun 2013.

"Temulawak rempah udah ada sejak 2013 di Suwe Ora Jamu, tapi dulu peminatnya hanya konsumen tertentu. Kami buat produk temulawak itu ada balance buat rasa biar mudah diserap tubuh juga. Seperti tambahan kayu manis, jintan, lada, kapulaga, pala dan ada lagi," terang Nova.

Harga semua varian jamu di Suwe Ora Jamu dibanderol mulai dari ukuran 350 cc seharga Rp 35.000 dan ukuran 1 liter Rp 138.000. Saat ini Suwe Ora Jamu memiliki 3 outlet yang mana konsepnya berupa Cafe kekinian.

Inovasi yang dihadirkan oleh Sunny dan Nova melalui produk jamu nya ialah pada kemasan yang lebih praktis yaitu botol.

Harga merangkak naik

Selain merasakan kenaikan penjualan usai beredar info jamu empon-empon dapat meningkatkan daya tahan tubuh nyatanya para pelaku jamu kini menghadapi kondisi pasar juga berbeda. Permintaan naik namun bahan baku jamu disebut Suni mengalami kenaikan harga serta sulit untuk mendapatkannya.

Baca Juga: Temulawak ampuh cegah virus corona, benarkah?

Namun ia beruntung memiliki supplier yang sudah lama berlangganan. Suni mengikuti saran dari supplier untuk stok bahan baku sejak awal permintaan akan jamu naik. Ia belanja bahan baku jamu 300 kilogram untuk setiap jenis empon-empon, biasanya saban minggu Suni hanya belanja bahan baku 30 kilogram untuk tiap jenis.

Meski permintaan naik Suni tidak menerapkan kenaikan harga untuk produk jamu di Jamu Mbak Suni. Selain bahan baku kendala yang dirasakan oleh Jamu Mbak Suni juga pada karyawan. Lantaran permintaan tinggi maka ia akui sempat rasakan keteteran dalam produksi.

Semua jamu di Jamu Mbak Suni dijelaskannya melalui proses manual tanpa bahan kimia tambahan bahkan pengawet. Itulah kenapa memerlukan waktu pembuatan yang tidak singkat. Saat ini Jamu Mbak Suni memiliki 11 karyawan di tiga outletnya, dan juga menambah beberapa karyawan lepas.

"Kami di Jamu Mbak Suni tidak menaikkan harga produk, toh omzet juga naik tanpa menaikkan harga. Kami juga idealis, kenapa orang mau sehat orang mau kembali pada jamu dibuat mahal, harus dibuat sulit kami nggak mau itu. Kami mau masyarakat bisa kembali mengonsumsi jamu tapi bukan dengan harga yang mahal karena sekarang sedang banyak dicari istilahnya gitu," tutur Suni.

Baca Juga: Melihat dampak cukai minuman berpemanis terhadap kinerja emiten mamin

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Nova meski permintaan naik tidak ada kenaikan harga produk di Suwe Ora Jamu. Namun untuk masalah bahan baku Nova mengaku tidak berdampak ke usahanya. Hal tersebut lantaran Suwe Ora Jamu menanam sendiri bahan baku jamu mereka.

"Kami menanam sendiri bahan bakunya. Saya juga Lihat kondisi pasar semua naik dan saya ingin pesan kepada teman-teman jangan panik kalau kita panik nanti akan bikin ekonomi jadi juga berpengaruh juga," jelasnya.

Nova juga menekankan bahwa untuk menjaga kesehatan bukan hanya dengan meminum jamu saja. Pola hidup sehat juga perlu dilakukan oleh masyarakat seperti minum air putih dan istirahat atau tidur yang cukup.

Selain berharap wabah Corona segera hilang Suni dan Nova juga berharap agar masyarakat Indonesia kembali ke akarnya yaitu minum jamu. Keduanya menginginkan bahwa kepedulian akan meminum jamu bukan hanya saat terjadi wabah namun dapat menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×