Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Ahli biologi komputasi dan ahli genetik Bette Korber mengatakan dalam papernya, mutasi D614G bisa dikatakan paling dominan di dunia karena penyebarannya yang 10 kali lipat lebih tinggi dibanding jenis lain.
Dalam risetnya yang terbit bulan Juli, Korber mengatakan bahwa D614G mampu mendominasi jenis mutasi virus corona di suatu daerah meski ada jenis asli virus di sana.
Baca Juga: Wah, Eijkman sebut ada strain mutasi virus corona yang lebih menular di Indonesia
5. Lebih mudah menyebar tapi disebut tidak mematikan
Dilansir Reuters, Paul Tambyah yang merupakan konsultan senior di National University of Singapore dan Presiden International Society of Infectious Diseases mengatakan bahwa bukti yang ada menunjukkan D614G di beberapa negara sejalan dengan penurunan tingkat kematian.
Paul menjelaskan, ini artinya mutasi D614G kurang mematikan. "Mungkin mutasi ini lebih menular, tapi tidak terlalu mematikan," kata Paul Tambyah.
Baca Juga: Begini persiapan industri farmasi dalam negeri untuk distribusikan vaksin corona
Dia menambahkan, sebagian besar virus cenderung kurang ganas ketika bermutasi. "Virus berkepentingan untuk menginfeksi lebih banyak orang tetapi tidak membunuh mereka karena virus bergantung pada inang untuk makanan dan tempat berlindung," katanya.