kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Orang tanpa gejala bisa tularkan virus corona? Ini kata WHO


Selasa, 15 September 2020 / 23:55 WIB
Orang tanpa gejala bisa tularkan virus corona? Ini kata WHO


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Mereka yang terinfeksi virus corona baru ada yang menunjukkan gejala klinis, ada pula yang tanpa gejala. Jumlah orang tanpa gejala pun cukup banyak di Indonesia.

Pada Juli lalu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan, temuan Pemerintah Provinsi DKI menunjukkan, 66% dari kasus baru virus corona adalah orang tanpa gejala. 

Anies mengungkapkan temuan itu lewat video bertajuk 12 Jul 2020 Gub Anies Baswedan Update Perkembangan Penanganan Covid-19 di akun YouTube Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Untuk memperkecil peluang penularan virus corona dari orang tanpa gejala dan dengan gejala ringan, Pemerintah DKI akan mewajibkan mereka menjalani isolasi secara terpusat.

Baca Juga: Terjangkit virus corona tanpa gejala, benar-benar tak merasakan gejala?

"Jadi, tidak lagi isolasi di rumah, sudah disiapkan sekarang ada wisma isolasi tower 4 dan 5 untuk isolasi mandiri. Kapasitasnya lebih dari 2.500 kamar," kata Anies dalam konferensi pers 12 September lalu.

Tapi, apakah orang tanpa gejala benar bisa menularkan virus corona?

Punya potensi yang sama

Mengutip laman resminya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, virus corona terutama menyebar melalui percikan saluran pernapasan yang seseorang keluarkan, misalnya, saat batuk.

Menurut WHO, banyak orang yang terinfeksi virus corona hanya mengalami gejala ringan, terutama pada tahap-tahap awal. Karena itu, virus corona bisa menular dari orang yang hanya bergejala ringan, seperti batuk ringan, tetapi merasa sehat.

Baca Juga: Jaringan hotel Accor, Harris, Ibis disiapkan untuk isolasi orang tanpa gejala corona

"Beberapa laporan menunjukkan, orang tanpa gejala dapat menularkan virus corona, namun belum diketahui seberapa sering penularan dengan cara tersebut terjadi," sebut WHO.

Dr Tonang Dwi Ardyanto, ahli patologi klinis yang juga juru bicara Satgas Covid-19 UNS/RS UNS, mengatakan, apa pun kondisi orang yang terjangkit virus corona, bergejala maupun tidak, memiliki potensi yang sama untuk menularkan.

Masa penularan yang paling tinggi, ia menyebutkan, adalah saat fase presimptomatik. Kondisi ini terjadi saat menjelang munculnya gejala.

“Saat itu, posisi jumlah virus paling tinggi, sehingga paling tinggi risikonya menular,” ungkap dia kepada Kompas.com. 

Baca Juga: Mengenal happy hipoxia pada pasien virus corona dan cara untuk mencegahnya

Oleh karena itu, isolasi mandiri sangat menjadi penting, meski seseorang menderita Covid-19 tanpa gejala. Isolasi mandiri boleh dilakukan pada kondisi pasien konfirmasi tanpa gejala dan gejala ringan. 

Tetapi, jika pasien itu memiliki penyakit penyerta (komorbid), maka isolasi sebaiknya dilakukan di rumahsakit atau tempat isolasi khusus dengan pengawasan. 

Selanjutnya: Infeksi Covid-19 tidak selalu disertai gejala awal demam

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×