kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengenal happy hipoxia pada pasien virus corona dan cara untuk mencegahnya


Sabtu, 12 September 2020 / 09:20 WIB
Mengenal happy hipoxia pada pasien virus corona dan cara untuk mencegahnya


Sumber: Kompas.com | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gejala umum yang dialami pasien positif Covid-19 antara lain demam, batuk, dan kesulitan bernapas. Namun, masih ada berbagai gejala lain yang terus ditemukan ahli terkait virus corona ini. Mereka yang positif mengalami Covid-19 juga bisa menunjukkan gejala lain seperti mua, diare, delirium, ruam merah di kulit, dan sejenisnya.

Pakar pengobatan darurat dari New York, Eric Cioe-Pena, mengatakan gejala infeksi virus corona yang paling umum adalah gangguan pernapasan. "Namun, ada pula gejala yang melibatkan sistem organ lainnya," ucap dia. 

Cioe-Pena juga menambahkan, gejala infeksi virus corona ini sangat luas. Bahkan, orang-orang yang terinfeksi ada pula yang tidak menunjukkan gejala sama sekali. 

Baca Juga: Guru Besar FK Unpad Kusnandi ungkap perbedaan vaksin AstraZeneca dan vaksin Sinovac

Mengenal happy hipoxia 

Selain gejala yang telah disebutkan, penelitan dalam American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine membuktikan Covid-19 juga bisa menimbulkan gejala lain yang disebut dengan happy hipoxia. Gejala tersebut biasanya dialami oleh pasien dengan kasus Covid-19 yang parah. 

Happy hopoxia merupakan kondisi dimana kadar oksigen dalam darah sangat rendah. Biasanya, hal ini bisa menyebabkan penurunan kesadaran. Sebaliknya, orang yang mengalami happy hipoxia justru terlihat sehat tanpa mengalami masalah kesehatan yang serius. 

Para ahli berspekulasi kondisi ini disebabkan oleh pembekuan darah di pembuluh kecil paru-paru. Namun, diperlukan riset mendalam untuk memastikan hal tersebut. 

Baca Juga: Kapasitas RS rujukan corona di Jakarta hampir penuh, Airlangga: Manfaatkan hotel

Martin J. Tobin spesialis paru-paru dari Loyola University Medical Center mengatakan, happy hipoxia juga bisa terjadi karena otak tidak segera mengenali bahwa kadar oksigen dalam darah berkurang. "Kondisi ini bisa membuat tingkat oksigen tubuh telah mencapai titik terendah tanpa disadari. Akibatnya, pasien bisa sesak napas," ucap Tobin. 




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×