kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

NASA rancang vantilator murah guna hadapi gelombang kedua pandemi virus corona


Sabtu, 25 April 2020 / 13:25 WIB
NASA rancang vantilator murah guna hadapi gelombang kedua pandemi virus corona
ILUSTRASI. Kru NASA


Sumber: Kompas.com | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingginya angka infeksi virus corona membuat rumah sakit kewalahan menyediakan ventilator untuk pasien Covid-19 yang parah. 

Mengantisipasi gelombang kedua pandemi corona, NASA ikut mengembangkan alat medis ini. Sekelompok tim insinyur badan antariksa Amerika Serikat ini telah mengembangkan ventilator yang dapat diproduksi secara massal dan dirancang khusus untuk pasien Covid-19. 

Melansir Science Alert, Sabtu (25/4), terkait produk ventilator ini, tim insinyur NASA juga telah mengajukan permohanan untuk mendapat persetujuan darurat dari Food and Drug Administration (FDA) AS. 

Tim insinyur di Jet Propulsion Laboratory di Pasadena, California, merancang dan membangun ventilator hanya dalam 37 hari. 

Baca Juga: SpaceX Akan Bawa Astronot Amerika Serikat ke Angkasa

Ventilator buatan NASA ini dilabeli dengan nama VITAL (Ventilator Intervention Technology Accessible Locally), menggunakan seperlima bagian yang diperlukan pada ventilator konvensional. 

Oleh karenanya, ventilator ini diklaim lebih mudah untuk diproduksi secara massal dan cepat. 

Administrator NASA mengatakan, lisensi atas produksi ventilator ini nantinya akan ditawarkan secara gratis untuk membantu mempercepat distribusi alat bantu pernapasan tersebut ke rumah sakit. 

Upaya ini dilakukan untuk mengantisipasi tanggap darurat dalam menghadapi kemungkinan adanya gelombang kedua pandemi corona ini. 

Sebab, para ahli memperkirakan jika gelombang kedua Covid-19 ini terjadi, maka kebutuhan akan ventilator juga akan meningkat di seluruh negeri. 

"Unit perawatan intensif melihat pasien Covid-19 yang membutuhkan ventilator sangat dinamis," kata Dr. J.D Polk, kepala petugas kesehatan dan medis NASA, seperti dikutip dari Business Insider. 

Dr. Polk mengatakan VITAL bertujuan untuk mengurangi kemungkinan pasien akan mencapai stadium lanjut dari penyakit Covid-19 dan memerlukan bantuan ventilator. Prototipe ventilator NASA ini telah diuji di Icahn School of Medicine di Mount Sinai, New York. 

Baca Juga: Sejumlah negara inisiasi percepatan tes, obat dan vaksin Covid-19, AS absen

"Pengujian (ventilator) itu luar biasa," kata Dave Gallagher, Associate Director JPL yang bekerja dengan tim. Para insinyur NASA telah melakukan improvisasi pada alat bantu pernapasan medis ini untuk dapat membantu mengatasi pasokan ventilator dalam upaya penanganan pandemi corona saat ini. 

Mereka berharap ada produsen yang dapat memproduksi perangkat ini tanpa mengurangi produksi ventilator konvensional yang ada. Gallagher memperkirakan biaya produksi ventilator ini sekitar US$ 2.000-US$ 3.000. 

Jika dibandingkan dengan produksi ventilator pada umumnya, biaya terendahnya bisa mencapai US$ 16.000. 

Banyak wilayah di sejumlah negara bagian di AS telah melewati puncak gelombang pertama pandemi virus corona. Kendati demikian, para ahli memperkirakan Covid-19 tetap akan menjadi masalah sampai vaksin virus corona baru ini dapat disetujui. 

Ketika banyak wilayah dan otoritas setempat melonggarkan pembatasan, maka berbagai aktivitas bisnis akan kembali bergerak, orang-orang juga akan mulai bergaul lagi. Hal ini, kata ahli, akan dapat kembali memicu penyebaran virus corona tersebut. 

Baca Juga: Korban tewas Covid-19 tembus 51.000, sejumlah negara bagian AS kembali membuka bisnis

Gelombang infeksi baru, mungkin saja bisa terjadi dan tidak terkendali, jika pengawasan tidak lagi dilakukan secara ketat, baik dengan pembatasan maupun dengan lockdown

Di setiap tempat, di mana gelombang infeksi berikutnya membanjiri rumah sakit, maka potensi kekurangan ventilator dapat terjadi. Kondisi itu hampir terjadi di New York pada akhir Maret dan awal April lalu. 

Sedangkan di Italia, kurangnya ketersediaan ventilator telah menjadi mimpi buruk, sehingga membuat dokter harus memutuskan pasien mana yang diprioritaskan. Jika perangkat baru yang dibuat NASA dapat diproduksi dan didistribusikan secara luas di seluruh dunia, gelombang kedua pandemi virus corona ini dapat dicegah. (Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "NASA Rancang Ventilator untuk Hadapi Gelombang Kedua Pandemi Corona".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×