kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengenal sudden cardiac death, henti jantung mendadak yang bisa terjadi saat olahraga


Rabu, 02 Juni 2021 / 14:21 WIB
Mengenal sudden cardiac death, henti jantung mendadak yang bisa terjadi saat olahraga


Penulis: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID -  Mungkin Anda pernah mendapatkan kabar seseorang yang sehat namun tiba-tiba meninggal saat ia sedang berolahraga. Kejadian ini sering disebut dengan Sudden Cardiac Death (SCD) atau henti jantung mendadak. 

Kematian mendadak akibat henti jantung terjadi salah satunya karena olahraga yang dilakukan secara berlebihan dan tidak terlatih. 

Bersumber dari situs Universitas Airlangga (Unair), sudden cardiac death bisa disebabkan oleh tiga penyebab utama. 

Dosen Fakultas Kedokteran Unair, dr. Meity Ardiana, menjelaskan penyebab pertama henti jantung mendadak adalah riwayat penyakit jantung koroner akut maupun kronis. 

Kedua adalah gangguan irama listrik jantung atau aritma di luar kendali sehingga jantung berhenti berdetak. 

"Terakhir karena disfungsi jantung akibat penebalan otot jantung dan timbulnya jaringan parut pengganti otot jantung," jelas dr. Meity seperti dilansir dari laman Unair. 

Dia juga menambahkan jika seseorang memiliki resiko tinggi mengalami SCD jika tidak rutin melakukan aktivitas fisik. 

Baca Juga: 1 Juni Hari Lahir Pancasila, simak makna dibalik simbol pada sila dalam Pancasila

Olahraga berlebihan bisa picu henti jantung mendadak

Aktivitas fisik seperti olahraga memang dianjurkan dilakukan secara teratur, namun jika berlebihan bisa memicu henti jantung mendadak. 

Olahraga yang ekstrim bisa menyebabkan efek berbahaya khususnya yang memiliki riwayat penyakit jantung. 

“Individu dengan riwayat penyakit jantung sangat disarankan untuk berolahraga, namun harus tetap sesuai dengan prescription atau peresepan oleh ahli jantung. Dokter akan menyesuaikan dengan faktor risiko, kebiasaan olahraga dan kemampuan individu tersebut,” papar dr. Meity.

Bagi Anda yang memiliki riwayat penyakit jantung disarankan untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan ahli jantung Anda. 

Konsultasi tersebut dilakukan untuk menentukan kemampuan cardiorespiratory fitness atau kebugaran jantung dan paru-paru. 

Obat-obatan yang diberikan juga harus dikonsumsi dengan rutin dan melakukan olahraga sesuai dengan anjuran dokter ahli jantung. 

Dr. Meity juga menambahkan jika terjadi keluhan seperti nyeri dada, sesak atau nadi yang berdenyut cepat atau tidak teratur, terdapat bengkak kaki dan lain-lain sebelum beraktivitas, harus segera pergi ke dokter jantung. 

Baca Juga: Simak persyaratan mendaftar CPNS, PPPK guru, dan PPPK non guru tahun 2021 ini

Olahraga bagi penderita penyakit jantung dan tips aman bersepeda

Bagi penderita penyakit jantung olahraga yang disarankan adalah olahraga aerobik seperti berenang, bersepeda, dan berjalan kaki. 

Untuk pasien yang berusia tua, Anda perlu berhati-hati saat berolahraga karena biasanya terdapat gangguan keseimbangan tubuh. 

Jika Anda memilih olahraga sepeda untuk melatih tubuh, dr. Meity memberikan saran bersepeda agar terhindar dari SCD. 

Dia menyarankan penderita penyakit jantung untuk melakukan olahraga secara bertahap yang didasarkan atas pertimbangan Frequency, Intensity, Time, dan Type (FITT). 

Contoh dari tahapan bersepeda yang aman seperti berikut. 

  • Frequency: Bersepeda sebanyak tiga kali seminggu pada tahap awal kemudian bertambah perlahan hingga setiap hari dalam seminggu. 
  • Intensity: Awali dengan intensitas ringan yang dilakukan berdasarkan Mets atau metabolic equivalents pada individu tersebut yang naik secara bertahap. 
  • Time: Pada tahap awal misalnya bisa bersepeda selama 20 menit kemudian bisa ditambah durasinya sesuai dengan saran dokter jantung. 
  • Type: Pada poin ini Anda bisa melakukan kombinasi kegiatan fisik setelah kemampuan individu sudah lebih baik. 

Selain olahraga teratur sesuai dengan kebutuhan tubuh, pola makan yang sehat, dan manajemen stres yang baik juga bisa mencegah henti jantung mendadak.  

Sebagai penutup, dr. Meity menyarankan masyarakat yang memiliki penyakit darah tinggi, kolesterol, dan lain-lain untuk rutin melakukan kontrol. 

Selain itu tetap jaga protokol kesehatan saat bersepeda seperti menjaga jarak setidaknya 10 meter jika bersepeda santai atau 20 meter jika bersepeda cepat. Jangan lupa memakai masker dan rutin mencuci tangan.

Selanjutnya: Begini alur pendaftaran CPNS 2021 di portal sscasn.bkn.go.id

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×