kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

​Mengenal long hauler covid: gejala, dampaknya, dan bisakah divaksin?


Selasa, 02 Februari 2021 / 10:00 WIB
​Mengenal long hauler covid: gejala, dampaknya, dan bisakah divaksin?
ILUSTRASI. Ilustrasi pasien Covid-19, January 8, 2021. REUTERS/Lucy Nicholson


Penulis: Virdita Ratriani

KONTAN.CO.ID - Penelitian terbaru menemukan bahwa 10% pasien positif Covid-19 mengalami long hauler covid

Long hauler covid adalah gejala berkepanjangan yakni selama berbulan-bulan yang dialami oleh pasien Covid-19.  

Seseorang dikatakan mengalami long hauler covid apabila terinfeksi virus corona dan mengalami gejala selama 28 hari atau lebih setelah terinfeksi. 

Long hauler covid bisa dialami siapa saja bisa menyerang orang di berbagai usia dan kondisi. 

Lantas, seperti apa gejala long hauler covid?

Baca Juga: Kapan antibodi bekerja setelah divaksin Covid-19? Ini penjelasan WHO

Gejala long hauler Covid-19

Dirangkum dari Health.ucdavis.edu, gejala long hauler covid tidak konsisten. Namun, gejala long hauler covid yang paling umum meliputi:

  • Batuk
  • Kelelahan yang berkelanjutan, terkadang membuat tubuh terasa lemas, lesu, dan lemah. 
  • Pegal-pegal
  • Nyeri sendi
  • Sesak napas
  • Kehilangan rasa dan penciuman
  • Kesulitan tidur
  • Sakit kepala
  • Kabut otak

Kabut otak menyebabkan seseorang menjadi pelupa, bingung atau tidak dapat berkonsentrasi cukup bahkan hanya untuk menonton TV.  Kabut otak dapat terjadi pada orang-orang yang berada di unit perawatan intensif untuk sementara waktu, tetapi kasus ini relatif jarang. 

Baca Juga: Hadiri resepsi pernikahan di saat pandemi, pahami risiko penularan Covid-19

Dapatkah long hauler Covid-19 menyebabkan kerusakan permanen pada organ tubuh yang terinfeksi?

Jawabannya belum jelas. Hingga kini belum ada hasil penelitian yang menjelaskan berapa banyak dari gejala ini yang permanen, atau apakah ada kerusakan permanen yang terjadi. 

Beberapa pasien yang menderita penyakit parah akibat Covid-19 mengembangkan sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS), yang dapat melukai paru-paru mereka secara permanen. Namun, belum pasti apakah itu disebabkan oleh long hauler covid

Pasien lain yang kehilangan penciuman dan rasa dalam jangka panjang juga khawatir tentang kerusakan permanen. Para ahli percaya bahwa hilangnya bau dan rasa tidak akan permanen. 

Baca Juga: Klaim Asuransi Covid-19 yang Menyentuh Rp 642,9 Miliar Masih Mungkin Bertambah

Dapatkah penderita long hauler Covid-19 divaksin? 

Para peneliti masih belum tahu banyak tentang apa yang menyebabkan gejala long hauler covid dan mengapa mereka mengalami efek jangka panjang tersebut.

Pakar penyakit menular mengatakan, orang yang pernah terinfeksi Covid-19 harus bertanya kepada dokter Anda sebelum menjadwalkan janji untuk mendapatkan vaksin tersebut.

Selanjutnya: Covid-19 di Jakarta naik, ini 25 kelurahan dengan kasus corona terbanyak per 1/2/2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×