kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengenal Covid-19 pada anak-anak dan remaja, mulai risiko hingga vaksinasi


Rabu, 24 November 2021 / 23:20 WIB
Mengenal Covid-19 pada anak-anak dan remaja, mulai risiko hingga vaksinasi


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Memang, anak-anak dan remaja terinfeksi virus corona yang mengalami gejala parah bahkan meninggal akibat Covid-19 lebih sedikit dibanding kelompok usia yang lebih tua. Tapi, kasus itu tetap ada. 

Laporan yang masuk ke WHO dari 30 Desember 2019 hingga 25 Oktober 2021 menunjukkan, anak-anak di bawah usia lima tahun hanya 2% yang terkena Covid-19 dari total kasus global.

Anak-anak yang lebih tua dan remaja yang lebih muda (5 hingga 14 tahun) menyumbang 7% dari total kasus global. Sementara angka kematian dua kelompok itu masing-masing hanya 0,1% dari total kematian global.

"Anak-anak dan remaja biasanya menunjukkan gejala yang lebih sedikit dan lebih ringan dibandingkan dengan orang dewasa, serta lebih kecil kemungkinannya mengalami gejala parah," kata WHO dalam pernyataan tertulis yang Kontan.co.id terima, Rabu (24/11).

Baca Juga: Tetap waspada, kasus mingguan Covid-19 global masih dalam tren menanjak

Beberapa faktor risiko COVID-19 parah pada anak-anak dan remaja, WHO mengungkapkan, mengacu laporan baru-baru ini adalah obesitas dan kondisi yang sudah ada sebelumnya. 

Kondisi yang sudah ada sebelumnya yang terkait dengan risiko COVID-19 parah termasuk diabetes tipe 2, asma, penyakit jantung dan paru, serta kondisi neurologis dan neuromuskular.

Hanya, WHO mengingatkan, anak-anak dan remaja yang terpapar virus corona bisa mengalami gejala klinis yang berkepanjangan atau long Covid, kondisi pasca Covid-19 atau gejala sisa akut dari infeksi SARS-CoV-2.

Selain itu, pasca Covid-19, anak-anak bisa mengalami sindrom hiperinflamasi (PIMS-TS) dan sindrom inflamasi multisistem (MIS-C), meskipun jarang, terjadi di seluruh dunia dan mempersulit pemulihan dari Covid-19.

Baca Juga: Jumlah kasus Covid-19 di Indonesia sebenarnya bisa mencapai 16 juta

WHO mengungkapkan, anak-anak yang terinfeksi Covid-19 menyebarkan virus lewat saluran pernapasan juga kotoran mereka. "Tingkat pelepasan RNA virus SARS-CoV-2 di saluran pernapasan tampak serupa pada anak-anak, remaja, dan orang dewasa," sebut WHO.

Meski begitu, WHO mengatakan, negara-negara harus mempertimbangkan manfaat individu dan populasi dari imunisasi anak-anak dan remaja dalam konteks epidemiologi dan sosial, ketika membuat kebijakan dan program imunisasi Covid-19. 

"Karena, anak-anak dan remaja cenderung memiliki penyakit yang lebih ringan dibanding orang dewasa, kecuali jika mereka berada dalam kelompok yang berisiko lebih tinggi terkena Covid-19 parah," kata WHO.

"Vaksinasi terhadap mereka tidak terlalu mendesak dibanding orang yang lebih tua, mereka yang memiliki kondisi kesehatan kronis, dan petugas kesehatan," imbuh WHO.

Hanya, ada manfaat dari memvaksinasi anak-anak dan remaja yang melampaui manfaat kesehatan langsung. Vaksinasi bisa mengurangi penularan Covid-19 dari anak-anak dan remaja ke orang dewasa yang lebih tua. 

"Dan, bisa membantu mengurangi kebutuhan akan langkah-langkah mitigasi di sekolah," ujar WHO.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×