kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Masih ada daerah memiliki tingkat kepatuhan rendah dalam penerapan protokol kesehatan


Jumat, 29 Januari 2021 / 17:46 WIB
Masih ada daerah memiliki tingkat kepatuhan rendah dalam penerapan protokol kesehatan
ILUSTRASI. Padahal, protokol kesehatan merupakan satu-satunya cara menekan pertambahan kasus aktif Covid-19. KONTAN/Baihaki/20/01/2021.


Reporter: Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo

Sementara itu, tingkat kepatuhan menjaga jarak dan menghindari kerumunan tampak sedikit lebih baik dibandingkan kepatuhan memakai masker.

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, per 24 Januari 2021, dari 404 daerah yang dipantau, terdapat 71 kabupaten/kota yang memiliki tingkat kepatuhan menjaga jarak dan menghindari kerumunan kurang dari 60%.

Secara persentase, jumlah kabupaten/kota dengan tingkat kepatuhan menjaga jarak kurang dari 60% hanya sebesar 17,57%.

Jumlah daerah dengan tingkat kepatuhan menjaga jarak 61%-75% dan 76%-90% masing-masing sebanyak 92 kabupaten/kota dan 132 kabupaten/kota.

Sementara jumlah kabupaten/kota dengan tingkat kepatuhan menjaga jarak 91%-100% sebanyak 109 daerah.

Baca Juga: Masyarakat wajib tahu! Biaya perawatan pasien corona di RS ditanggung negara

Secara rata-rata, persentase tingkat kepatuhan dalam menjaga jarak sebesar 86,43%. Provinsi dengan persentase kepatuhan tertinggi dalam menjaga jarak antara lain Bali (95,44%), Kalimantan Timur (94,71%), Kalimantan Tengah (94,28%), Jawa Timur (90,80%), dan DI Yogyakarta (88,57%).

Provinsi dengan persentase kepatuhan terendah dalam menjaga jarak antara lain Gorontalo, Papua, Bengkulu, Jambi, dan Lampung.

Berdasarkan lokasi kerumunan, kepatuhan terendah dalam menjaga jarak terjadi  rumah (78,20%, restoran atau kedai (78,37%), tempat olahraga publik (78,48%), jalan umum (84,76%), dan lokasi lainnya (85,149).

Dari seluruh lokasi kerumunan yang dipantau dalam tujuh hari terakhir, restoran/kedai, wilayah pemukiman, tempat olahraga publik, jalan umum, dan tempat ibadah termasuk ke dalam kategori kepatuhan menjaga jarak kurang dari 60%.

Baca Juga: Ini efek samping vaksin Covid-19 yang perlu Anda ketahui

Berdasarkan data per 28 Januari, kasus aktif positif Covid-19 sebanyak 166.540 kasus. Sementara ketersediaan tempat tidur pasien Covid-19 di rumah sakit rujukan yang ada saat ini hanya sekitar 81.000.

"Tempat tidur hanya setengah dari kasus yang ada. Ditambah lagi, jumlah tenaga kesehatan terbatas," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, Kamis (28/1).

Pemerintah terus berupaya maksimal menambah tempat tidur dan tenaga kesehatan. Namun, Wiku mengatakan, sebanyak apapun tempat tidur dan tenaga kesehatan yang ditambah tidak akan cukup menangani kasus Covid-19 jika angkanya terus bertambah.

Baca Juga: Pemerintah manfaatkan RT dan RW genjot 3T, hotel jadi cadangan untuk isolasi

Satu-satunya cara menekankan pertambahan kasus aktif ialah dengan menerapkan protokol kesehatan agar penularan dapat dicegah.

"Protokol kesehatan tidak hanya menyelamatkan nyawa, namun dapat membantu kit auntuk bisa beraktivitas produktif dan aman di tengah pandemi," kata Wiku.

Selanjutnya: UPDATE Corona Indonesia, Jumat (29/1): Bertambah 13.802 kasus baru, ingat 5 M

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×