Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Air merupakan zat gizi dengan kontribusi terbesar dalah tubuh. Sebanyak dua per tiga komposisi tubuh merupakan air yang fungsinya tidak bisa digantikan oleh zat gizi lain.
Kekurangan cairan dalam tubuh dapat memberikan efek jangka pendek seperti penurunan konsentrasi, fokus, daya ingat sesaat dan bahkan bisa menyebabkan penurunan fungsi kognitif. Sedangkan dalam jangka panjang, dapat meningkatkan risiko gangguan ginjal.
Untuk itu, penting untuk terus menjaga kebutuhan hidrasi terutama saat menjalankan ibadah Puasa di bulan Ramadan. Mengonsumsi air yang cukup tidak hanya mencegah berbagai gangguan tubuh tetapi juga menjaga agar ibadah puasa dapat berjalan dengan lancar.
Ahli Penyakit Dalam – Gastro Enterelogy, yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ari Fahrial Syam, menjelaskan 1 dari 4 orang dewasa dan 1 dari 5 anak dan remaja di Indonesia kurang mengonsumsi cairan. Sehingga hal ini perlu menjadi perhatian terlebih saat menjalankan ibadah puasa.
Baca Juga: 5 Masalah Kesehatan yang Kerap Muncul Saat Berpuasa
Hal itu disampaikan dalam webinar Healthy Hydration During Ramadan Fasting yang diselenggarakan oleh Indonesian Hydration Working Group (IHWG) FKUI.
Dia mengatakan, selama puasa, orang cenderung menunjukkan konsumsi cairan yang lebih rendah dibanding saat tidak berpuasa. Sehingga resiko itu oerlu diwaspadai.
“Kita perlu menjaga cairan, air, dan elektrolit, untuk menghindari dehidrasi sehingga aktivitas selama berpuasa tidak terganggu. Anjuran minum minimal selama berpuasa tetap 8 gelas sehari, untuk itu maksimalkan waktu sahur, berbuka, dan setelah berbuka untuk minum, jangan hanya menunggu haus, agar kebutuhan hidrasi tubuh tetap tercukupi dengan baik,” jelas Ari dalam keterangannya, Senin (11/4).
Selama Ramadhan, lanjut Ari, banyak orang juga sering lupa untuk menghindari asupan yang bersifat diuretic seperti kafein, sehingga memicu banyak buang air kecil.
Mengonsumsi makanan yang asin dan pedas juga sebaiknya dikurangi karena dapat merangsang diare sehingga perlu disesuaikan dengan masing-masing individu. “Tidak dianjurkan juga untuk mengonsumsi banyak cairan pada satu waktu karena dapat merangsang terjadi diuresis,” tambahnya
Sementara itu, kurangnya asupan hidrasi untuk anak saat menjalankan ibadah puasa juga harus diperhatikan oleh orang tua agar anak dapat merasakan manfaat puasa secara sehat.
Ahli Ginjal Anak, Sudung O. Pardede menjelaskan, anak mengalami perubahan gaya hidup terutama pada pola diet dan pola istirahat selama puasa sehingga menyebabkan perubahan proses metabolik.
Berpuasa tidak berbahaya bagi anak dan dianjurkan anak mulai berpuasa di usia 7 hingga 8 tahun. “Namun, hal ini juga bergantung pada lama berpuasa dan menyesuaikan dengan kebutuhan anak.” katanya.
Baca Juga: Kenali Dampak Berpuasa Terhadap Kondisi Janin
Sejalan dengan hal itu, Ahli Ginjal dan Hipertensi, Pringgodigdo Nugroho menjelaskan, beberapa studi menunjukkan asupan cairan yang berkurang selama Ramadan dapat mengganggu fungsi ginjal karena akan mengabsorpsi cairan lebih banyak dibanding yang diekskresikan. Fungsi ini dapat menjadi stress tersendiri bagi ginjal untuk menjaga mekanisme tersebut.
Namun, secara umum, serum osmolalitas sebagai salah satu parameter status hidrasi menunjukkan hasil normal selama puasa di bulan Ramadan.
“Tapi perlu diingat, bagi pasien dengan gangguan ginjal, sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter terkait karena setiap pasien memiliki risiko yang berbeda-beda tergantung pada kondisi serta penyakit yang diderita,” tambahnya.
Di saat yang sama, Ketua IHWG, Diana Sunardi, juga meluncurkan infografik hasil survey IHWG yang menyatakan bahwa selama bulan puasa 3 dari 5 orang dewasa di Indonesia masih belum mencukupi kebutuhan minumnya, dan ada kecenderungan mengonsumsi minuman ringan berpemanis.
IHWG juga memperkenalkan aplikasi Hidrasiku yang mempunyai berbagi fitur seperti, water tracking, hydration tips, artikel serta reminder saat kita harus minum.
Dengan aplikasi ini IHWG berharap dapat membantu masyarakat untuk memenuhi kecukupan hidrasi sehingga bisa membantu mengurangi risiko berbagai penyakit di kemudian hari akibat dehidrasi yang berkepanjangan.
Baca Juga: Cari Menu Diet Saat Puasa? Kenali 8 Makanan Tinggi Protein Ini
Hydration Science Consultant Danone-AQUA Tria Rosemiart menjelaskan, untuk mencegah terjadinya risiko gangguan tubuh akibat kurangnya asupan hidrasi dan menunjang ibadah puasa secara maksimal, penting untuk memperhatikan jumlah asupan dan juga memperhatikan kualitas air yang di konsumsi.
Air minum yang baik tentunya memiliki kriteria tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan tidak mengandung zat-zat berbahaya.
“Hal yang perlu diingat juga kita harus memastikan sumber air nya murni, berkualitas dan terlindungi dan telah sesuai dengan standar serta regulasi yang telah ditetapkan oleh BPOM dan pemerintah.” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News