Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
Gejala depresi terbagi dua yakni depresi mayor seperti terlihat murung, hilang minat, mudah lelah dan tidak bertenaga. Depresi minor di antaranya ada rasa pesimis, masalah tidur, ada ide bunuh diri, nafu makan, konsentrasi berkurang. Rivo bilang, jika ini bisa didiaknosa maka akan diketahui apakah pasien depresi ringan, sedang, atau berat.
Sementara gejala psikosis di antaranya halusinasi, gejala waham, perilaku dan pembicaraan yang kacau dan negatif. Jika ini bisa didiagnosa maka akan diketahui apakah pasien masuk dalam psikotik akut, skizorenia paranoid, atau skizoafektif. "Yang sering yang muncul pada pasien Covid-19 adalah psikotik akut," ujarnya.
Setelah mengetahui jenis gangguan yang dialami pasien dan tingkatannya maka dokter akan bisa melakukan penanganan. Pertama, jika gejalanya ringan maka bisa diberikan interpensi psikologis atau dengan terapi. Sedangkan untuk gejala sedang berat maka bisa dipertimbangkan pemberian obat dan psikoterapi.
Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Minggu (4/7): Tambah 27.233 kasus, patuhi selalu 5M
Sementara Gemi Staf Perawat di Rumah Sakit Puri Jakarta Barat membagikan tips bagi pasien Covid-19 agar tetap tegar. Pertama, hindari stress dengan fokus memikirkan hal yang membuat bahagia.
Hal itu bisa dilakukan dengan mengerjakan hal-hal yang disukai selama masa isolasi ataupun pasca isolasi. Kedua, pasien sangat membutuhkan dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat.
Namun, rumah sakit tempat Gemi bekerja saat ini belum menyediakan terapi psikologis secara khusus bagi penderita Covid-19. "Belum ada. Hanya support yang diberikan dan tidak menjudge bagi kena Covid-19," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News