Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Tetanus adalah infeksi serius yang dapat memengaruhi sistem saraf dan menyebabkan otot di sejujur tubuh menegang. Tak hanya itu, tetanus bahkan bisa menyebabkan kematian.
Melansir Medical News Today, jika penderita atau pasien tetanus tidak menerima pengobatan, risiko komplikasi yang mengancam jiwa lebih tinggi dan angka kematian bervariasi dari 40% hingga 76%.
Baca Juga: Ibu perlu tahu, ini jadwal dan jenis imunisasi terbaru 2020 dari IDAI
Komplikasi tetanus yang dapat terjadi, termasuk:
- Patah tulang: Kadang-kadang, dalam kasus yang parah, kejang otot dan kejang dapat menyebabkan patah tulang
- Pneumonia aspirasi: Jika sekresi atau isi perut terhirup, infeksi saluran pernapasan bagian bawah dapat berkembang, yang menyebabkan pneumonia
- Laringospasme: Kotak suara mengalami kejang yang dapat berlangsung hingga satu menit dan menyebabkan kesulitan bernapas. Dalam kasus yang parah, pasien bisa mati lemas
- Kejang tetanik: Jika infeksi menyebar ke otak, penderita tetanus dapat mengalami kejang
- Emboli paru: Pembuluh darah di paru-paru dapat tersumbat dan memengaruhi pernapasan dan sirkulasi. Pasien akan sangat membutuhkan terapi oksigen dan obat anti pembekuan
- Gagal ginjal parah ( gagal ginjal akut): Kejang otot yang parah dapat menyebabkan kerusakan otot rangka yang dapat menyebabkan protein otot bocor ke dalam urin. Ini dapat menyebabkan gagal ginjal yang parah
Baca Juga: Catat! Ini jenis dan jadwal terbaru imunisasi 2020 dari IDAI
Hampir semua kasus tetanus terjadi pada orang yang belum pernah divaksinasi atau orang dewasa yang tidak mendapatkan suntikan penguat tetanus 10 tahun sekali untuk memastikan kekebalan.
Jika Anda termasuk kelompok orang tersebut, kiranya penting untuk mewaspadai beragam penyebab tetanus sebagai langkah antisipasi terkena penyakit ini.
Penyebab tetanus
Melansir Health Line, penyebab tetanus pada dasarnya adalah bakteri yang disebut Clostridium tetani. Spora bakteri ini dapat ditemukan antara lain di debu, tanah, dan kotoran hewan.
Spora adalah badan reproduksi kecil yang diproduksi oleh organisme tertentu. Spora sering kali tahan terhadap kondisi lingkungan yang keras, seperti panas tinggi.
Seseorang dapat terinfeksi tetanus ketika spora bakteri Clostridium memasuki aliran darah melalui luka lecet atau luka yang dalam.
Baca Juga: Seperti anak-anak, orang dewasa juga butuh vaksin, ini daftarnya
Spora bakteri kemudian menyebar ke sistem saraf pusat dan menghasilkan racun yang disebut tetanospasmin. Racun ini adalah racun yang dapat menghalangi sinyal saraf dari sumsum tulang belakang ke otot.
Hal itu dapat menyebabkan kejang otot yang parah.
Cara umum tertular tetanus meliputi:
- Crush injury, yakni cedera yang terjadi ketika bagian tubuh terhimpit atau mendapat tekanan kuat dari benda berat, misalnya karena kecelakaan kendaraan bermotor, kecelakaan kerja, bencana alam, kejatuhan benda di kaki, hingga jari terjepit di puntu
- Luka yang termasuk jaringan mati
- Luka bakar
- Luka tusuk dari tindikan, tato, penggunaan narkoba suntikan, atau cedera seperti menginjak kuku 5. Luka yang terkontaminasi kotoran, feses, atau air liur
Sedangkan cara tertular tetanus yang lebih jarang terjadi, meliputi:
- Gigitan hewan
- Infeksi gigi
- Gigitan serangga
- Luka kronis dan infeksi
- Prosedur operasi
- Penggunaan obat intravena
- Suntikan ke otot
Perlu diingat, tetanus tidak menular dari orang ke orang. Infeksi terjadi di seluruh dunia, tetapi lebih sering terjadi di daerah beriklim panas dan lembab dengan tanah yang subur.
Infeksi tetanus juga lebih umum di daerah padat penduduk.
Baca Juga: Wanita hamil jangan disuntik vaksin Covid-19, ini penjelasannya
Diagnosis tetanus
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk memeriksa gejala tetanus, seperti otot kaku dan kejang yang menyakitkan.
Tidak seperti banyak penyakit lainnya, tetanus pada umumnya tidak didiagnosis melalui tes laboratorium.
Namun, dokter mungkin masih melakukan tes laboratorium untuk membantu menyingkirkan penyakit dengan gejala serupa. Ini termasuk meningitis, infeksi bakteri yang memengaruhi otak dan sumsum tulang belakang, atau rabies, infeksi virus yang menyebabkan pembengkakan otak.
Dokter juga akan mendasarkan diagnosis tetanus pada riwayat imunisasi. Seseorang berisiko lebih tinggi terkena tetanus jika belum diimunisasi atau jika terlambat mendapatkan suntikan penguat.
Cara mengobati tetanus
Perawatan tetanus tergantung pada tingkat keparahan gejala tenanus atau ciri-ciri tetanus yang dialami. Tetanus biasanya diobati dengan berbagai terapi dan pengobatan, seperti:
- Antibiotik seperti penisilin untuk membunuh bakteri di sistem
- Tetanus immune globulin (TIG) untuk menetralkan racun yang telah dibuat oleh bakteri di dalam tubuh
- Pelemas otot untuk mengontrol kejang otot
- Vaksin tetanus yang diberikan bersamaan dengan pengobatan
- Membersihkan luka untuk menghilangkan sumber bakteri
Dalam beberapa kasus, prosedur pembedahan yang disebut debridement dapat digunakan untuk mengangkat jaringan mati atau terinfeksi. Jika seseorang dengan tetanus mengalami kesulitan menelan dan bernapas, mereka mungkin memerlukan tabung pernapasan atau ventilator, yakni mesin yang memindahkan udara masuk dan keluar dari paru-paru. (Irawan Sapto Adhi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Penyebab Tetanus yang Perlu Diwaspadai"
Selanjutnya: Uji klinis vaksin Covid-19 tahap akhir tengah berlangsung dan siap dipasarkan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News