Reporter: Nathasya Elvira, Thomas Hadiwinata | Editor: Thomas Hadiwinata
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jangan menganggap remeh risiko penularan virus corona. Jika melilhat data yang dipublikasikan oleh Satuan Tugas Penanganan Covid 19, belum terlihat tanda-tanda kasus baru beserta total kasus infeksi virus korona melandai.
Dalam hitungan yang diolah Kementerian Kesehatan, dan dipublikasikan di website Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid 19, jumlah kasus baru per Sabtu (24/10) sebanyak 4.070 kasus, hingga jumlah kasus corona di Indonesia kini mencapai 385.980.
Baca Juga: Langkah Resto Cepat Saji dalam Mencegah Penyebaran Virus Corona
Di kawasan Asia Tenggara, Indonesia sejak pekan lalu menjadi negara dengan jumlah kasus infeksi corona terbanyak, melampaui Filipina. Dalam hitungan yang dipublikasikan di situs Organisasi Kesehatan Internasional (WHO) per Sabtu (24/10), akumulasi kasus virus corona di Indonesia mencapai 381.91. Sedangkan Filipina mencatat kasus virus corona sebesar 365.799.
Jumlah kasus baru di Indonesia dan Filipina juga sejalan dengan tren total kasus virus corona di masing-masing negara. Indonesia, per Sabtu (24/10), memiliki 4.369 kasus baru, malampaui angka kasus baru di Filipina yang hanya 1.911.
Baca Juga: Duh, Eropa jadi wilayah dengan kasus kematian terbesar kedua akibat virus corona
Tak cuma Indonesia dan Filipina, negara-negara di kawasan Asia juga mencatatkan pertumbuhan kasus baru infeksi virus corona yang tinggi. Tak heran, Asia pun menjadi benua kedua yang memiliki kasus virus corona hingga 10 juta.
Angka sebesar itu, menurut perhitungan Reuters, tercapai pada Sabtu (24/10) kemarin. India menjadi negara di Asia dengan jumlah kasus virus corona terbesar, mencapai 7,8 juta. Bahkan, India saat ini menjadi negara dengan kasus virus kedua terbanyak di dunia, setelah Amerika Serikat (AS) yang mencapai 8,5 juta.
Agar jumlah kasus virus corona tak melaju kian kencang, pemerintah kini menerapkan strategi penanganan sejak hulu. Ini berarti, pemerintah mendorong percepatan perubahan perilaku masyarakat, agar mematuhi 3M.
Istilah yang terakhir ini merujuk ke protokol kesehatan pencegahan perdaran virus corona. Masing-masing adalah menjaga jarak dan menjauhi kerumunan, menggunakan masker, serta mencuci tangan dengan sabun.
Di saat vaksi untuk virus corona belum tersedia, pencegahan merupakan satu-satunya jalan agar infeksi kasus virus corona tidak meroket. Dan, pemerintah menilai strategi terbaik untuk menghambat peredaran virus corona dan penularannya adalah menempatkan masyarakat di garda terdepan, dengan perubahan perilaku sebagai ujung tombak.
Baca Juga: Simak cara hemat pengeluaran di tengah ancaman resesi ekonomi di Indonesia
“Maksudnya adalah membersihkan bagian hulu atau dasar penyebaran Covid 19, yaitu dengan mempercepat perubahan perilaku masyarakat, agar secara konsisten mematuhi protokol kesehatan,” tutur Sonny Harry B. Harmadi, Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19.
Dalam Pedoman Perubahan Perilaku Penanganan Covid-19, yang dipublikasikan Satgas pada pekan lalu, ada tiga perubahan perilaku yang diharapkan. Masing-masing adalah iman, aman dan imun.
Baca Juga: Simak daftar daerah yang aman dari corona untuk berwisata saat libur panjang
Yang dimaksud dengan iman adalah masyarakat diharapkan beribadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.
Sedang perilaku aman berarti patuh terhadap protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Protokol yang kini populer disebut 3M itu, terdiri dari memakai masker, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan, serta mencuci tangan dengan sabun.
Sedangkan perubahan perilaku yang diharapkan untuk imun, terdiri dari istirahat cukup, berolahraga teratur, mengonsumsi makanan bergizi dan seimbang, serta tidak panik dan tetap gembira.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun
Selanjutnya: Ada yang yakin tak akan tertular Covid, perilaku Iman, Aman, dan Imun jadi harapan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News