Reporter: Abdul Basith Bardan, Ratih Waseso | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harapan pandemi menjadi endemi mulai terlihat setelah pemerintah resmi melonggarkan kegiatan masyarakat meskipun masih dalam kondisi pandemi corona di Indonesia.
Penurunan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Indonesia ini karena beberapa indikator pandemi seperti kasus baru pasien positif corona di Indonesia, kasus aktif, tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR), kematian pasien corona di berbagai wilayah, tingkat penularan atau reproduksi rate semua menunjukkan tanda-tanda penurunan yang diharapkan konsisten sehingga pandemi bisa berubah menjadi endemi.
Bahkan diyakini jika kondisi tren penurunan kasus ini bisa terus berlanjut dan stabil, maka kasus pandemi corona di Indonesia akan masuk masa endemi dalam beberapa waktu mendatang.
Baca Juga: Indonesia Menuju Endemi Covid-19
Seperti kita tahu Presiden Joko Widodo (Jokowi) Senin (23/8) malam mengumumkan pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Indonesia.
Hal itu mengacu pada sejumlah indikator yang telah menunjukkan perbaikan. Beberapa daerah disebut berhasil menurunkan level PPKM dari level 4 ke level 3 termasuk pada wilayah Jakarta Bogor, Depok Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), Bandung Raya (Kota Bandung, Kabupaten Bandung dan Cimahi), dan Surabaya.
Baca Juga: PPKM Level 4 turun di sejumlah daerah, ini aturan pembatasan terbaru
"Pemerintah memutuskan mulai tanggal 24 Agustus hingga 31 Agustus beberapa daerah bisa diturunkan levelnya dari level 4 ke level 3," ujar Jokowi saat konferensi pers, Senin (23/8).
Jokowi bilang, terdapat 67 kabupaten/kota yang sebelumnya menerapkan PPKM level 4 di Jawa dan Bali. Angka itu berkurang menjadi 51 kabupaten/kota.
Sementara itu untuk wilayah yang menerapkan PPKM level 3 naik dari 59 Kabupaten/kota menjadi 67 kabupaten/kota. Sedangkan PPKM level 2 bertambah dari 2 kabupaten/kota menjadi 10 kabupaten/kota.
SELANJUTNYA>>>
Perbaikan juga terlihat pada sejumlah wilayah di Indonesia. Untuk daerah yang menerapkan PPKM level 4 turun dari 132 menjadi 104 kabupaten/kota, level 3 sebanyak 215 menjad 234 kabupaten/kota, dan level 2 dari 39 menjadi 48 kabupaten/kota.
"Dengan melihat mulai membaiknya beberapa indikator pemerintah akan mempertimbangkan untuk melakukan penyesuaian secara bertahap atas beberapa pembatasan kegiatan masyarakat," terang Jokowi.
Sebagai informasi, selama satu pekan pelaksanaan PPKM, angka kasus konfirmasi di Indonesia terus turun. Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, hari ini angka konfirmasi kasus positif sebanyak 9.604 kasus.
Baca Juga: PPKM luar Jawa-Bali berlanjut, industri berorientasi ekspor bisa beroperasi 100%
Bahkan dalam satu pekan terakhir, rata-rata kasus konfirmasi positif sebanyak 16.760 kasus per hari. Angka tersebut menurun dibandingkan pekan sebelumnya sebesar 26.428 kasus per hari.
Penurunan juga ditunjukkan pada kasus aktif Covid-19. Saat ini kasus aktif Covid-19 di Indonesia telah di bawah 300.000 kasus setelah sebelumnya hampir mencapai 600.000 kasus aktif.
Perbaikan juga ditunjukkan pada angka kasus kematian. Angka kasus kematian harian Indonesia telah turun di bawah 1.000 kasus, tepatnya 842 kasus kematian pada hari ini.
Baca Juga: Kasus Covid-19 menurun, angka testing juga ikut turun
Seperti kita tahu dalam sebulan terakhir, kasus positif Covid-19 di Indonesia semakin menurun. Berdasarkan data kasus Covid-19 mingguan, angka kasus Covid-19 periode 16-22 Agustus 2021 tercatat hanya 125.192 kasus atau sudah menurun lebih dari 54,32% dibandingkan dengan kasus mingguan tiga pekan sebelumnya, yakni periode 26 Juli-1 Agustus 2021 sebesar 273.891 kasus.
Penurunan kasus ini memunculkan perkiraan dan spekulasi bahwa Covid-19 akan berubah dari pandemi menjadi endemi di Indonesia pada masa mendatang. Pemerintah sudah menyiapkan diri bila hal tersebut terjadi.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, kendati pandemi Covid-19 di Indonesia nantinya berubah menjadi endemi, kewaspadaan tetap perlu dilakukan.
Upayanya adalah memperkuat pengawasan, baik terhadap peningkatan kasus ataupun perilaku protokol kesehatan (prokes) yang tetap harus dilakukan. "Tetap tentunya (prokes), harus ada meski kasus akan semakin rendah jumlahnya," kata Nadia kepada KONTAN, Minggu (22/8).
SELANJUTNYA>>>
Nadia menjelaskan, kondisi endemi pada Covid-19 dapat disamakan seperti situasi wabah penyakit demam berdarah. Yakni masih perlu ada pengawasan terus menerus dari pemerintah.
Apalagi, kecenderungan saat ini 60%-80% penderita Covid-19 tidak bergejala. Oleh karena itu, skema prokes pada enam sektor yang saat ini sedang diujicoba akan menjadi langkah penting untuk mengarah ke situasi endemi tersebut nantinya.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menambahkan, situasi endemi bisa terjadi bila kekebalan kelompok sudah terjadi seiring percepatan vaksinasi.
Baca Juga: UPDATE corona di Jakarta Senin (23/8) positif 485, sembuh 641, meninggal 20
"Kondisi endemi ini bisa tercapai bila semua upaya pengendalian, seperti Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan vaksinasi berjalan efektif," ujar dia, akhir pekan lalu.
Seperti diketahui, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin beberapa waktu lalu mengatakan, pemerintah perlu menyiapkan peta jalan (roadmap) untuk hidup normal berdampingan dengan Covid-19 sebagai antisipasi virus ini akan bertahan lama dalam hitungan tahun.
Peta jalan pun sudah disusun untuk enam sektor utama kegiatan masyarakat, seperti perdagangan, perkantoran/industri, transportasi, pariwisata, keagamaan, dan pendidikan.
Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, per 23 Agustus: Tambah 9.604 kasus baru, tetap pakai masker
Epidemiolog dari Universitas Airlangga Laura Navika Yamani mengingatkan, meski nantinya pandemi berubah menjadi endemi bukan berarti sepenuhnya aman.
Dia menyatakan, kondisi endemi masih ada potensi ledakan kasus sewaktu-waktu. Namun bisa dilakukan upaya antisipasi jika sistem pengawasan kesehatan berjalan dengan baik. "Jangan lengah, harus tetap waspada sehingga tidak terjadi lonjakan kasus, seperti demam berdarah," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News