kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jessica Iskandar menderita takikardia, penyakit apa itu?


Rabu, 24 Juni 2020 / 07:48 WIB
Jessica Iskandar menderita takikardia, penyakit apa itu?
ILUSTRASI. Jesica Iskandar Artis Indonesia.foto/KONTAN/Petrus Dabu


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Artis sekaligus presenter  Jessica Iskandar didiagnosa mengalami takikardia. Jessica mengalami takikardia setelah melakukan pengecekan medis karena merasa ada yang tidak normal pada detak jantungnya. Apa itu takikardia?

Dilansir dari mayoclinic.org, takikardia adalah istilah medis untuk detak jantung lebih dari 100 detak per menit. Ada banyak gangguan irama jantung atau aritmia, yang dapat menyebabkan takikardia.

Baca juga: Referendum penolakan produk kelapa sawit RI masuk ke Mahkamah Konstitusi Swiss

Beberapa jenis takikardia dikelompokkan sesuai dengan bagian jantung yang bertanggung jawab atas kondisi dan penyebab detak jantung berdetak lebih cepat. Tidak semua detak jantung cepat dikatakan tidak normal.

Detak jantung cepat masih masuk kategori normal jika terjadi pada beberapa kondisi, seperti ketika berolahraga atau sebagai respons stres, trauma, atau sakit.

Tetapi pada kondisi takikardia, jantung berdetak lebih cepat dari normal karena kondisi yang tidak terkait dengan stres fisiologis normal. Dalam beberapa kasus, takikardia mungkin tidak menimbulkan gejala atau komplikasi.

Tetapi jika tidak diobati dan dibiarkan berlarut, takikardia dapat mengganggu fungsi jantung normal dan menyebabkan komplikasi serius, termasuk gagal jantung, stroke, serangan jantung mendadak, bahkan kematian. Faktor risiko Pertambahan usia dan riwayat keturunan gangguan irama jantung lainnya membuat Anda lebih berisiko mengembangkan takikardia.

Baca juga: Youtuber paling laris Baim Wong juga handal berbisnis, ini daftarnya

Segala kondisi yang menyebabkan tekanan pada jantung atau merusak jaringan jantung dapat meningkatkan risiko takikardia. Kondisi tersebut meliputi anemia, diabetes, penyakit jantung, penggunaan alkohol berat, konsumsi kafein berat, tekanan darah tinggi, tiroid yang terlalu aktif atau kurang aktif, stres atau kecemasan psikologis, sleep apnea, konsumsi obat-obatan, hingga merokok.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×