kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Isolasi mandiri jadi kunci memutus penyebaran Covid-19


Senin, 31 Mei 2021 / 09:00 WIB
Isolasi mandiri jadi kunci memutus penyebaran Covid-19


Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Karantina atau isolasi mandiri kini jadi bagian tak terpisahkan dalam pencegahan penyebaran Covid-19.

Epidemiolog dari Griffith University di Australia Dicky Budiman mengungkapkan, isolasi mandiri dapat menjadi pilihan ditengah terbatasnya dukungan pembiayaan.

Selain itu, isolasi mandiri merupakan kunci dalam memutus transmisi penyebaran Covid-19.

"Harus dilakukan secara efektif, artinya untuk orang yang tepat yang masuk dalam pelacakan dan kualitas isolasinya," terang Dicky kepada Kontan.co.id, Minggu (30/5).

Baca Juga: Pemerintah perpanjang PPKM mikro di seluruh provinsi

Dicky melanjutkan, pelaksanaan isolasi mandiri alangkah baiknya dilakukan minimal selama 10 hari dan jika memungkinkan bahkan hingga 14 hari.

Dalam pelaksanaan isolasi mandiri, masyarakat juga harus memastikan tidak ada kontak fisik dengan orang sekitar. Untuk itu, dalam pelaksanaan isolasi mandiri diperlukan dukungan aparatur desa maupun tokoh masyarakat setempat demi memastikan kualitas isolasi mandiri yang dilakukan.

Dicky tak menampik, peran pemerintah daerah dan pusat juga diperlukan dalam menjamin pelaksanaan isolasi mandiri. Hal ini terutama jika masyarakat yang melakukan isolasi mandiri merupakan tulang punggung keluarga.

"Agar masyarakat kelompok bawah tidak terdistraksi dengan kebutuhan mencari nafkah, ini perlu dipikirkan," ujar Dicky.

Dicky menambahkan, dukungan alat kesehatan untuk fasilitas kesehatan seperti klinik dan Puskesmas juga perlu jadi perhatian.

Dicky mencontohkan, setiap Puskesmas sebaiknya disiapkan alat bantu oksigen yang memadai. Nantinya, ketika ada masyarakat yang membutuhkan suplai oksigen maka dapat dipasok dari Puskesmas yang ada.

Selain sejumlah upaya tersebut, Dicky menilai perlu ada pelaksanaan rapid test antigen untuk jangka berkala selama masa isolasi mandiri demi memastikan pengawasan dapat berjalan.

"Ini perlu ditingkatkan, karena biasanya orang merasa setelah 10 hati sudah selesai, test sangat penting karena berkaitan juga dengan tracing nantinya," kata Dicky.

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Minggu (30/5): Tambah 6.115 kasus, terus pakai masker

Sementara itu, Pjs Senior  Vice President Corporate Communications & Investor Relations  Pertamina Fajriyah Usman mengisahkan, pengalamannya yang harus menjalani isolasi saat terpapar covid-19 beberapa waktu lalu.

"Isolasi 17 hari kalau gak salah, di fasilitas kesehatan," terang Fajriyah kepada Kontan.co.id.

Kendati menjalani isolasi di fasilitas kesehatan, Fajriyah memastikan sejumlah prosedur juga tetap dilakukan dengan mengikuti arahan petugas kesehatan di Rumah Sakit.

Fajriyah pun mengimbau agar masyarakat yang menjalani isolasi mengikuti arahan dokter, menjalani pengobatan maupun istirahat yang cukup.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×