kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inilah cara perawatan luka diabetes agar tidak diamputasi


Rabu, 26 Agustus 2020 / 06:42 WIB
Inilah cara perawatan luka diabetes agar tidak diamputasi
ILUSTRASI. Inilah cara perawatan luka diabetes agar tidak diamputasi


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Perawatan luka diabetes harus dilakukan secara hati-hati Salah dalam merawat luka malah bisa menyebabkan luka semakin parah sehingga harus diamputasi.

Banyak penderita diabetes memiliki luka terbuka di bagian bawah kaki. Luka tersebut mirip borok dan disebut dengan Ulkus Diabetikum. Melansir laman resmi American Podiatric Medical Association, luka diabetes di kaki ini dialami sekitar 15% penderita diabetes.

Baca juga: Lelang mobil dinas di Jakarta, sedan murah meriah mulai dari Rp 6 jutaan, ini linknya

Apabila tidak mendapatkan perawatan yang tepat, luka diabetes di kaki bisa mengalami infeksi dan mengalami komplikasi sampai diamputasi. Kabar baiknya, apabila perawatan luka diabetes dilakukan dengan cara yang benar, perkembangan ulkus diabetikum bisa dicegah.

Penyebab luka diabetes di kaki

Setiap penderita diabetes bisa memiliki luka berupa borok atau ulkus di kaki. Penyebab luka diabetes di kaki karena kombinasi beberapa faktor seperti peredaran darah tak lancar, iritasi, sampai trauma.

Penderita diabetes menahun dapat mengalami neuropati, atau kondisi penurunan kemampuan merasakan nyeri di kaki karena kerusakan saraf. Kerusakan saraf tersebut dipengaruhi kadar gula darah yang stabil tinggi dalam waktu lama.

Kerusakan saraf kerap muncul tanpa rasa sakit. Terkadang, penderita juga tidak menyadari gejala penyakitnya.

Selain itu, penyakit pembuluh darah juga dapat memperburuk kondisi luka kaki penderita diabetes. Pasalnya, gangguan pembuluh darah dapat menghambat proses penyembuhan luka dan meningkatkan risiko infeksi.

Peningkatan gula darah juga bisa mengurangi daya tahan tubuh saat melawan infeksi. Dengan demikian, proses penyembuhan luka jadi lebih lambat.

Dilansir dari Medical News Today, penderita diabetes tipe 1 dan tipe 2 juga lebih berisiko mengalami infeksi bakteri saat memiliki luka. Beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko infeksi pada luka diabetes di kaki yakni keringat berlebih, kulit kering dan pecah-pecah, serta infeksi dari kuku kaki.

Banyak penderita yang mengalami luka diabetes di kaki dan tidak merasakan sakit. Sehingga, nyeri bukanlah gejala utama penyakit ini. Beberapa ciri-ciri luka diabetes di kaki yang tampak adalah:

  • Terdapat cairan atau darah dari luka atau borok yang merembes di kaus kaki
  • Luka tampak kemerahan dan bengkak
  • Apabila luka sudah parah, muncul bau tak sedap

Jika luka diabetes di kaki tidak diobati, penderita bisa mengalami infeksi. Infeksi tersebut dapat menjalar sampai ke otot dan tulang. Kondisi ini disebut osteomielitis.

Apabila infeksi sudah berkembang dan luka tak kunjung diobati, infeksi bisa berkembang ke tahap gangren. Gangren adalah penyebab umum amputasi pada penderita diabetes.

Infeksi yang tidak terkontrol dapat berkembang menjadi sepsis yang mengancam jiwa. Kondisi ini disebabkan mikroorganisme atau racun sudah menyebar ke dalam jaringan atau aliran darah.

Cara perawatan luka diabetes perlu memperhatikan kadar gula darah tetap stabil, perawatan kaki, dan mengobati luka diabetes. Perawatan kaki untuk penderita diabetes meliputi:

  • Mencuci kaki setiap hari
  • Menepuk kulit hingga kering sebelum mengoleskan pelembab
  • Menghindari berjalan kaki tanpa alas kaki
  • Hati-hati saat memotong kuku kaki
  • Pakai sepatu yang nyaman
  • Rajin-rajin memeriksa kondisi kaki

Baca juga: Pakar Korea Utara ini berharap adik Kim Jon Un tidak jadi pemimpin tertinggi

Perawatan luka diabetes

Penderita diabetes perlu memantau setiap luka, termasuk di kaki, dengan cermat. Proses penyembuhan luka kemungkinan lebih lama dari kondisi normal.

Penderita diabetes perlu waspada apabila muncul luka terbuka selama beberapa minggu, mengeluarkan cairan, dan terasa sangat nyeri. Kendati tidak ada tanda-tanda infeksi, setiap luka diabetes perlu dibersihkan dan diganti dengan perban setiap hari.

Penderita diabetes yang sudah memiliki luka di kaki disarankan untuk tetap menggunakan sepatu dan kaus kaki. Telanjang kaki dapat meningkatkan risiko infeksi.

Penderita diabetes juga memerlukan obat jika memiliki luka di kaki dan tak kunjung sembuh. Dokter jamak merekomendasikan obat antibiotik untuk mencegah infeksi dan menyarankan pasien dirawat inap jika lukanya parah.

Mengontrol gula darah

Hal yang tak kalah penting pada pemilik luka diabetes adalah mengontrol kadar gula darah. Penderita diabetes tipe 1 perlu mengonsumsi insulin seumur hidup untuk mengontrol gula darah.

Sedangkan penderita diabetes tipe 2 bisa mengonsumsi insulin, minum obat, atau melakukan penyesuaian gaya gidup sehat untuk menjaga gula darah agar tetap stabil. Tanpa dukungan kadar gula darah stabil, beragam cara merawat luka diabetes tidak bisa berjalan optimal.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cara Merawat Luka Diabetes di Kaki untuk Cegah Amputasi",

Penulis : Mahardini Nur Afifah
Editor : Mahardini Nur Afifah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×