kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Inilah cara perawatan luka diabetes agar tidak diamputasi


Rabu, 26 Agustus 2020 / 06:42 WIB
Inilah cara perawatan luka diabetes agar tidak diamputasi
ILUSTRASI. Inilah cara perawatan luka diabetes agar tidak diamputasi


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Perawatan luka diabetes harus dilakukan secara hati-hati Salah dalam merawat luka malah bisa menyebabkan luka semakin parah sehingga harus diamputasi.

Banyak penderita diabetes memiliki luka terbuka di bagian bawah kaki. Luka tersebut mirip borok dan disebut dengan Ulkus Diabetikum. Melansir laman resmi American Podiatric Medical Association, luka diabetes di kaki ini dialami sekitar 15% penderita diabetes.

Baca juga: Lelang mobil dinas di Jakarta, sedan murah meriah mulai dari Rp 6 jutaan, ini linknya

Apabila tidak mendapatkan perawatan yang tepat, luka diabetes di kaki bisa mengalami infeksi dan mengalami komplikasi sampai diamputasi. Kabar baiknya, apabila perawatan luka diabetes dilakukan dengan cara yang benar, perkembangan ulkus diabetikum bisa dicegah.

Penyebab luka diabetes di kaki

Setiap penderita diabetes bisa memiliki luka berupa borok atau ulkus di kaki. Penyebab luka diabetes di kaki karena kombinasi beberapa faktor seperti peredaran darah tak lancar, iritasi, sampai trauma.

Penderita diabetes menahun dapat mengalami neuropati, atau kondisi penurunan kemampuan merasakan nyeri di kaki karena kerusakan saraf. Kerusakan saraf tersebut dipengaruhi kadar gula darah yang stabil tinggi dalam waktu lama.

Kerusakan saraf kerap muncul tanpa rasa sakit. Terkadang, penderita juga tidak menyadari gejala penyakitnya.

Selain itu, penyakit pembuluh darah juga dapat memperburuk kondisi luka kaki penderita diabetes. Pasalnya, gangguan pembuluh darah dapat menghambat proses penyembuhan luka dan meningkatkan risiko infeksi.

Peningkatan gula darah juga bisa mengurangi daya tahan tubuh saat melawan infeksi. Dengan demikian, proses penyembuhan luka jadi lebih lambat.

Dilansir dari Medical News Today, penderita diabetes tipe 1 dan tipe 2 juga lebih berisiko mengalami infeksi bakteri saat memiliki luka. Beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko infeksi pada luka diabetes di kaki yakni keringat berlebih, kulit kering dan pecah-pecah, serta infeksi dari kuku kaki.

Banyak penderita yang mengalami luka diabetes di kaki dan tidak merasakan sakit. Sehingga, nyeri bukanlah gejala utama penyakit ini. Beberapa ciri-ciri luka diabetes di kaki yang tampak adalah:

  • Terdapat cairan atau darah dari luka atau borok yang merembes di kaus kaki
  • Luka tampak kemerahan dan bengkak
  • Apabila luka sudah parah, muncul bau tak sedap

Jika luka diabetes di kaki tidak diobati, penderita bisa mengalami infeksi. Infeksi tersebut dapat menjalar sampai ke otot dan tulang. Kondisi ini disebut osteomielitis.

Apabila infeksi sudah berkembang dan luka tak kunjung diobati, infeksi bisa berkembang ke tahap gangren. Gangren adalah penyebab umum amputasi pada penderita diabetes.

Infeksi yang tidak terkontrol dapat berkembang menjadi sepsis yang mengancam jiwa. Kondisi ini disebabkan mikroorganisme atau racun sudah menyebar ke dalam jaringan atau aliran darah.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×