Reporter: kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan
Screening di bandara tak efektif
Yale Scool of Public Health menyebutkan, keberadaan pasien asimptomik mengindikasikan, screening di bandara dan tempat masuk lainnya tak cukup efektif.
"Gambaran nyata hanya akan terungkap ketika kami memiliki tes serologis untuk mengetahui siapa yang telah terinfeksi," kata Ian Henderson, Direktur Institute for Molecular Bioscience di Queensland University.
Sejauh ini, screening di bandara masih menjadi andalan utama bagi banyak negara untuk mendeteksi penumpang yang mungkin telah terpapar virus corona. Singapura kini mulai sadar akan hal itu dan memperketat tes masuk di bandaranya.
Ada pasien dengan paru-paru normal
Seorang perempuan asal Wuhan, China, dengan riwayat perjalanan ke Anyang untuk mengunjungi keluarganya, sempat dinyatakan negatif pada tes awal.
Tetapi, pada tes lanjutan hasilnya berubah menjadi positif. Ia pun kemudian menjalani uji CT Scan untuk mengecek kondisi paru-parunya. Dari uji scan itu, diketahui paru-parunya tetap normal, tak mengalami demam, dan gejala pernapasan.
Baca Juga: Gejala baru terjangkit virus corona: Mendadak tak bisa mencium bau
Metode pengujian tak efektif
Mengutip Health, Presiden ACCESS Health International William Haseltine mengatakan, metode pengujian virus corona secara umum yang ada saat ini dia nilai tidak cukup efektif.
Itu berdasarkan fakta bahwa penyebaran virus corona tak hanya disebarkan oleh orang bergejala. Ia pun meminta agar banyak negara mengoptimalkan sistem pengujian yang dikenal sebagai contact tracing atau pelacakan kontak.
Menurut Haseltine, penting untuk menemukan pasien tersebut lebih awal sebelum mereka sakit. "Ini bukan tentang berapa banyak tes yang dilakukan di suatu negara, tetapi bagaimana tes itu digunakan," kata dia.
Dengan temuan seperti ini, maka orang yang bergejala dan tanpa gejala memiliki potensi yang sama besarnya dalam penularan virus corona.
Oleh karena itu, Direktur Pusat Penelitian dan Kebijakan Penyakit Menular di University of Minnesota Michael Osterholm mengingatkan pemerintah dan pejabat publik untuk terbuka tentang cara penyebaran virus corona.
Baca Juga: Mau berjemur untuk imunitas cegah corona? Ini jam yang paling baik
Masyarakat juga harus jujur soal riwayat perjalanan dan kontak saat merasakan gejala virus corona. Dengan demikian, bisa dilacak siapa saja yang berpotensi tertular, meskipun belum merasakan gejala terinfeksi.
Penulis: Ahmad Naufal Dzulfaroh
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Hal yang Perlu Diketahui soal Infeksi Virus Corona Tanpa Gejala"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News