Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dunia saat ini tengah dicemaskan mengenai penyakit hepatitis akut misterius. Tak terkecuali Indonesia.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, salah satu penularan hepatitis akut misterius bisa melalui udara. Hal ini juga merujuk pada beberapa temuan adanya Adenovirus pada pasien yang terinfeksi hepatitis akut.
Meskipun dari banyak kasus hepatitis akut menyerang pada anak-anak, apakah penyakit ini dapat menyerang dan menular pada orang dewasa?
Penjelasan Kemenkes
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan, hepatitis akut misterius kemungkinan bisa menginfeksi orang dewasa.
"Kemungkinan bisa," ujar Nadia, saat dihubungi Kompas.com, Senin (16/5/2022).
Sementara itu, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Metabolik Endokrin dari RS Cipto Mangunkusumo, Dr. dr. Em Yunir, Sp.PD-KEMD menyampaikan, kasus hepatitis akut disebut bisa menular ke orang dewasa.
"Bisa saja, seperti hepatitis A lewat oral, hepatitis B dan hepatitis C melalui kontak darah, jarum suntik yang tidak steril dan seks," ujar Em Yunir, saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (16/5/2022).
Baca Juga: Dua Cara Penularan Hepatitis Akut Misterius, Bisa Lewat Udara
Ia juga menambahkan, penularan hepatitis bergantung pada jenisnya. Dikutip dari situs resmi CDC, hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A, hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B, dan hepatitis C disebabkan oleh virus hepatitis C.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Erni Juwita Nelwan, PhD, Sp.PD, K-PTI mengatakan, menularnya suatu penyakit bergantung pada penyebabnya. Menurutnya, suatu penyakit bisa menular jika penyakit itu memang bersifat menular.
"Tidak semua hepatitis menular. Hepatitis kalau juman yang menjadi penyebabnya maka menular, kalau karena autoimun atau karena obat-obatan tidak bisa menular," ujar Erni, saat dihubungi Kompas.com, Senin (16/5/2022).
"Tapi, kalau hepatitisnya dikarenakan virus, ya menular," lanjut dia.
Hepatitis yang diinduksi obat
Dilansir dari situs resmi Hopkins Medicine, hepatitis yang muncul dari obat-obatan dikenal dengan istilah hepatitis yang diinduksi obat.
Kondisi ini terjadi saat tubuh muncul kemerahan dan pembengkakan (peradangan) hati yang disebabkan oleh sejumlah obat-obatan tertentu yang berbahaya (beracun).
Oleh karena itu, organ hati bekerja keras untuk membantu memecah obat-obatan tertentu dalam darah pasien. Jika ada terlalu banyak obat dalam darah seseorang maka organ hati bisa rusak parah.
Hal ini dapat menyebabkan hepatitis yang diinduksi obat. Hepatitis yang diinduksi obat jarang terjadi. Ini disebabkan ketika seseorang memiliki sejumlah obat, vitamin, obat herbal, atau suplemen makanan yang berbahaya atau beracun.
Baca Juga: Begini Cara Penularan Hepatitis Akut pada Anak Menurut RSCM, Harap Waspada
Dalam kebanyakan kasus, seseorang mungkin minum obat selama beberapa bulan sebelum mencapai tingkat toksik dan mempengaruhi hati dia.
Namun penyakit ini juga bisa terjadi jika seseorang mengonsumsi terlalu banyak obat-obatan tertentu, seperti asetaminofen. Dalam hal ini, itu bisa terjadi dengan cepat.
Di lain waktu, itu adalah reaksi alergi. Banyak jenis obat dapat menyebabkan hepatitis yang diinduksi obat. Ini termasuk:
- Obat nyeri dan demam yang mengandung asetaminofen
- Aspirin dan obat nyeri dan demam yang dijual bebas (NSAID atau obat antiinflamasi nonsteroid)
- Steroid anabolik, obat-obatan buatan manusia yang seperti testosteron hormon seks pria
- Beberapa obat yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri (antibiotik)
- Pil KB (kontrasepsi oral)
- Statin, digunakan untuk menurunkan kolesterol
- Obat sulfa, sejenis antibiotik
- Obat anti epilepsi
- Obat-obatan herbal, antara lain ephedra, Germander, Pennyroyal, dan masih banyak lainnya. Ingatlah bahwa tidak semua suplemen "alami" atau "herbal" aman. Mereka juga tidak diatur untuk keamanan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apakah Hepatitis Akut Bisa Menular ke Orang Dewasa? Ini Kata Kemenkes"
Penulis : Retia Kartika Dewi
Editor : Rendika Ferri Kurniawan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News