kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dua Cara Penularan Hepatitis Akut Misterius, Bisa Lewat Udara


Rabu, 18 Mei 2022 / 05:23 WIB
Dua Cara Penularan Hepatitis Akut Misterius, Bisa Lewat Udara
ILUSTRASI. Dua Cara Penularan Hepatitis Akut Misterius, Bisa Lewat Udara


Sumber: Kementerian Kesehatan RI,Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Jumlah kasus dugaan Hepatitis akut misterius di Indonesia meningkat. Orang tua harus mengajarkan anak-anaknya untuk waspada karena penularan hepatitis akut misterius ini bisa melalui dua cara.

Dalam keterangan resmi, Kemenkes mendata ada 18 orang anak-anak diduga menderita Hepatitis akut misterius. Kasus Hepatitis akut misterius tersebut berasal dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan Kalimantan Timur. Paling banyak di DKI Jakarta dengan 12 kasus.

Dari 18 kasus Hepatitis akut misterius tersebut, 9 kasus masuk status pending classification, tujuh discarded, satu dalam proses verifikasi dan satu probable. Sebanyak 7 kasus discarded terdiri dari 1 orang positif Hepatitis A, 1 orang positif Hepatitis B, 1 orang positif Tifoid, 2 orang demam berdarah dengue, 2 lainnya berusia lebih dari 16 tahun.

Selain itu, dari hasil investigasi kontak tidak ditemukan adanya penularan langsung Hepatitis akut misterius dari manusia ke manusia. “7 dari 18 pasien diduga Hepatitis Akut dinyatakan meninggal, namun saat ini masih belum dipastikan apakah meninggal karena penyakit Hipertensi Akut atau ada faktor lainnya,” terang Juru Bicara Kementerian Kesehatan sekaligus Direktur Utama RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat (13/5).

dr. Syahril mengungkapkan pasien yang diduga Hepatitis akut misterius ini memiliki rentang usia 0-20 tahun. Paling banyak anak terserang Hepatitis akut misterius berusia 5-9 tahun ada 6 orang, usia 0-4 tahun ada 4 orang, usia 10-14 tahun ada 4 orang, dan usia diatas 15-20 tahun ada 4 orang.

Baca Juga: Anak Mengalami Ciri-Ciri Hepatitis Akut Misterius, Orang Tua Wajib Lakukan Ini

Adapun gejala yang ditemukan pada pasien dugaan Hepatitis akut misterius yakni demam, mual, muntah, hilang nafsu makan, diare akut, lemah, nyeri bagian perut, nyeri pada otot dan sendi, kuning di mata dan kulit, gatal-gatal, dan urine seperti air teh.

Gejala Hepatitis akut misterius ini mirip diare. Lalu jika anak mengalami diare, bagaimana cara mengetahuinya, apakah anak ini hanya mengalami diare biasa atau jangan-jangan tengah mengidap hepatitis akut misterius?

Mengutip Kompas.com, Direktur Pelayanan Medik keperawatan dan Penunjang Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Sumariyono mengungkapkan, belum ada penelitian yang dapat memastikan pola penularan Hepatitis akut misterius yang belum diketahui penyebabnya. Namun, kata dia, berdasarkan penelitian di Inggris, Hepatitis akut misterius ini dapat menular melalui saluran cerna dan saluran napas.

Hal tersebut disampaikan Sumariyono menjawab terkait kekhawatiran hepatitis akut dapat menular melalui udara. "Jadi yang yang menonjol atau yang utama adalah yang dari saluran cerna, yang kemudian kedua yang kalau enggak salah berapa, 18 persen berapa itu dengan cara saluran napas," kata Sumardiyono dalam konferensi pers di Gedung Kiara, RSCM, Jakarta Pusat, Selasa (17/5/2022).

Oleh karena itu, ia mengatakan, pengendalian kasus Hepatitis akut misterius harus dilakukan dengan menerapkan pola hidup bersih, seperti mencuci tangan dengan sabun dan mengonsumsi makanan yang higienis. "Kebersihan tangan, makanan higienis terus kemudian satu lagi tetap melaksanakan protokol kesehatan, karena tadi masih terkait juga masih kemungkinan dari saluran napas," ujar dia.

Sumariyono meminta para orangtua memperhatikan makanan untuk anak mereka agar selalu higienis dan tak saling berbagi makanan di sekolah. "Kalau untuk anak-anak yang paling banyak tahu bagaimana perilaku anak-anak, apalagi di sekolah, ada hal-hal khusus jangan sampai berganti-ganti alat makan, dari anak 1 ke anak lain," ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×