Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Penulis juga mencatat bahwa bahkan masker terbaik pun memiliki tingkat kebocoran tertentu. "Jadi masih penting untuk menjaga jarak fisik saat mengenakan (masker) untuk mengurangi penularan," kata kata penulis utama studi Siddharta Verma, asisten profesor di Florida Atlantic University dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Update Covid-19: Jangan gunakan hand sanitizer terlalu banyak
Para peneliti juga menyimpulkan, terlepas dari kenyamanan yang ditawarkan dari kedua jenis alat tersebut, masker kain atau masker medis lebih efektif dalam mencegah penyebaran virus corona.
Rekomendasi
Dilansir Live Science, Selasa (2/9/2020), para peneliti sebelumnya telah menunjukkan bahwa masker kain dapat mengurangi penyebaran droplets hingga beberapa inci dari wajah.
Hal ini terbukti lewat simulasi batuk. Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS juga tidak merekomendasikan pemakaian face shield atau masker berkatu sebagai alternatif penggantif masker kain.
Baca Juga: Situasi serius, mutasi virus corona yang lebih menular ditemukan di Indonesia
Untuk diketahui, masker dengan katup satu arah sebenarnya didesain untuk pekerjaan konstruksi agar membantu pengguna menghirup udara yang disaring dan menghembuskan udara hangat, lembab melalui katup. Namun karena tetesan pernapasan atau droplets dari pemakai dapat keluar bersamaan dengan pengguna menghembuskan napas.
CDC menegaskan masker ini tidak boleh dipakai untuk tujuan mencegah penyebaran Covid-19. CDC juga tidak merekomendasikan face shield sebagai pengganti masker kain karena kurangnya bukti yang menunjukkan keefektifannya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Riset Baru: Face Shield dan Masker Berkatup Tak Efektif Cegah Covid-19"
Penulis : Gloria Setyvani Putri
Editor : Gloria Setyvani Putri
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News