Penulis: Virdita Ratriani
Setelah kehamilan anggur diangkat, jaringan molar mungkin tetap ada dan terus tumbuh. Ini disebut neoplasia trofoblas gestasional persisten (GTN).
Hal ini terjadi pada sekitar 15 hingga 20% kehamilan mola lengkap, dan hingga 5 % kehamilan mola parsial.
Salah satu tanda GTN persisten adalah human chorionic gonadotropin (HCG) tingkat tinggi atayu hormon kehamilan setelah kehamilan mola diangkat. Dalam beberapa kasus, mola hidatidosa invasif menembus jauh ke dalam lapisan tengah dinding rahim, yang menyebabkan perdarahan vagina.
GTN persisten hampir selalu berhasil diobati, paling sering dengan kemoterapi. Pilihan pengobatan lainnya adalah pengangkatan rahim (histerektomi).
Baca Juga: Anda menderita diabetes? Ini buah yang aman untuk dikonsumsi
Pencegahan hamil anggur
Jika Anda pernah mengalami kehamilan anggur, bicarakan dengan dokter atau bidan sebelum hamil lagi. Dokter atau bidan mungkin merekomendasikan menunggu selama enam bulan hingga satu tahun sebelum mencoba hamil.
Selama kehamilan berikutnya, dokter mungkin melakukan ultrasound awal untuk memantau kondisi Anda dan adanya kemungkinan hamil anggur. Selain itu, dokter mungkin juga akan melakukan tes genetik prenatal, yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kehamilan anggur.
Faktor risiko hamil anggur
Sekitar 1 kasus dari setiap 1.000 kehamilan didiagnosis sebagai kehamilan anggur. Berbagai faktor yang berhubungan dengan kehamilan anggur, antara lain:
- Usia ibu: Kehamilan anggur lebih mungkin terjadi pada wanita yang berusia lebih dari 35 tahun atau lebih muda dari 20 tahun.
- Kehamilan anggur sebelumnya: Jika Anda pernah mengalami satu kali kehamilan anggur, kemungkinan besar akan mengalami kehamilan anggur lagi. Kehamilan anggur berulang terjadi, rata-rata, pada 1 dari setiap 100 wanita.
Selanjutnya: 6 Penyebab keguguran dan cara pencegahannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News