Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Gigi berlubang menjadi salah satu penyebab kunjungan anak ke dokter gigi. Hal itu antara lain tercermin dari penyelenggaraan acara Bulan Kesehatan Gigi Nasional di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Prima Indonesia. Sekitar 95% dari jumlah pengunjung anak menderita gigi berlubang atau karies gigi.
Menurut Monang Panjaitan, Dekan FKG Universitas Prima Indonesia, ada berbagai faktor yang berkontribusi pada terjadinya lubang di gigi. Pada anak-anak, ketidaktahuan cara membersihkan gigi dan kebiasaan mengonsumsi jajanan yang tidak sehat menjadi pemicunya. Selain itu, jarangnya kunjungan berkala ke dokter gigi juga menambah faktor kerusakan.
Lewat kegiatan Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN), Monang berharap tumbuh kesadaran dari para orangtua untuk menjaga kesehatan gigi anak-anaknya. "Harapannya, para orang tua sepulang dari sini bisa menjaga dan mengingatkan anak untuk menjauhi kebiasaan atau makan makanan yang dapat merusak gigi," ujarnya, Rabu (19/10/2016).
Monang menjelaskan, selama kegiatan BKGN masyarakat bisa mendapat pelayanan kesehatan gigi secara gratis. Selain itu, masyarakat bisa mendapat edukasi cara menjaga kesehatan gigi dan mulut, termasuk mengenal dan mencegah sejumlah kebiasaan buruk yang dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut anak.
"Orang tua juga perlu mendampingi anaknya saat menyikat gigi," ujar Monang.
Pentingnya pendampingan orang tua ketika anak menyikat gigi diperkuat dengan hasil penelitian yang menyatakan, risiko gigi berlubang berkurang sampai 50 persen pada anak yang mendapat pendampingan saat menyikat giginya.
Tiap tahunnya BKGN mampu menarik minat masyarakat untuk datang berkunjung melakukan konsultasi, penambalan sederhana yang tidak melibatkan perawatan syaraf gigi, pencabutan tanpa komplikasi gigi sulung atau gigi tetap, pembersihan karang gigi, dan perawatan pencegahan gigi berlubang dengan aplikasi fluoride atau fissure sealant.
(Mei Leandha)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News