kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gejala khas Covid-19 pada lansia dan komorbid: Tak ada nafsu makan, hilang kesadaran


Jumat, 16 Oktober 2020 / 06:01 WIB
Gejala khas Covid-19 pada lansia dan komorbid: Tak ada nafsu makan, hilang kesadaran
ILUSTRASI. Di tengah pandemi seperti saat ini, kaum lansia menjadi kelompok yang harus mendapatkan perhatian lebih. Surya/Ahmad Zaimul Haq


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemi seperti saat ini, kaum lansia menjadi kelompok yang harus mendapatkan perhatian lebih. Apalagi mereka yang memiliki penyakit penyerta (komorbid). Pasalnya, kelompok ini merupakan yang paling rentan terpapar Covid-19. Ditambah lagi, gejala umum yang biasa dialami pasien positif Covid-19 sama sekali tidak muncul pada lansia dan komorbid yang terkonfirmasi positif. 

Menurut Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Dr. dr. Czeresna Heriawan Soejono, Sp.PD, K.Ger, lansia terkonfirmasi positif Covid-19 tidak memiliki kekhasan gejala alias tidak jelas. 

Mantan Direktur Utama RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta itu menyebutkan gejala batuk-batuk, sesak nafas, atau hilangnya indera penciuman dan perasa yang umumnya dialami pasien positif Covid-19 sama sekali tidak muncul pada lansia dan komorbid. 

"Lansia dan komorbid ini perlu perhatian khusus, lebih ketat monitoringnya karena gejalanya khas sekali," papar dr. Soejono dalam talkshow "Mengapa Lansia dan Komorbid Rentan Terinfeksi Covid-19" di Media Center Satgas Covid-19 Graha BNPB Jakarta pada Rabu (14/10) sore.

Baca Juga: Kasus Covid-19 dekati 350.000, ini 15 gejala virus corona menurut WHO

Sojoeno menambahkan, gejala khas yang muncul pada pasien positif lansia dan komorbid seperti nafsu makan hilang tiba-tiba, terjadi perubahan perilaku yang tidak biasa, dan kesadarannya hilang. Penyakit penyerta yang dialami akan semakin memperberat kondisi pasien lansia.

"Pengalaman kami bisa mengatasi virusnya tapi kadang inveksi sekunder itu muncul ketika hasil negatifnya," kata dr. Soejono. 

Kepala Staf Medik Fungsional Pulmonologi Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Jakarta, dr. Adria Rusli, Sp.P (K) menambahkan, perhatian keluarga sangat penting bagi lansia dan komorbid untuk menghindari paparan virus corona. 

Baca Juga: Inilah protokol kesehatan keluarga untuk mencegah penularan Covid-19

Lingkungan yang bersih, makanan sehat, dan istirahat cukup harus diterapkan bagi lansia dan komorbid. 

"Kalau sudah kena berat sekali dan tinggi angka kematiannya," ujar dr. Adria.

Dukungan keluarga terutama dalam menerapkan protokol kesehatan, khususnya bagi orang terdekat di sekitarnya, sangat penting.

Perawat di Bagian Geriatri RSUP RSCM Jakarta Eva Rischta Magdalena mengatakan rata-rata pasien lansia dan komorbid terpapar Covid-19 merasa tersisihkan dari keluarga. 

Baca Juga: Ketua Satgas Covid-19: Abai terhadap protokol kesehatan dan bisa sebabkan korban jiwa

Ruang isolasi, tempat perawatan pasien Covid-19, memang tidak diperbolehkan dikunjungi keluarga. Namun keberadaan perawat memberi dukungan penuh untuk kesembuhan pasien.  

"Perawat membantu support system dan membantu mengkomunikasikan pasien dengan keluarga memanfaatkan teknologi," ujar perawat yang sudah 18 tahun bertugas di RSCM.

Selanjutnya: Infeksi virus corona dipengaruhi golongan darah? Cek faktanya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×