Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Indra penciuman yang berubah membuatnya juga sangat sensitif terhadap bau keringat dan urine, menjadi lebih bau dari sebelumnya.
"Saya juga bisa mencium bau keringat dengan sangat kuat dalam situasi di mana Anda biasanya tidak menyadarinya, seperti saat saya agak kepanasan karena mengantar anak-anak ke sekolah," katanya.
"Sedikit keringat di pakaianku berbau seperti kubis busuk, dan ketika kamu bisa mencium dirimu sepanjang waktu, kamu menjadi sangat paranoid," lanjutnya.
Hal itu membuat dia terus-menurus mengecek bau tubuhnya dengan bertanya kepada orang-orang di dekatnya. "Saya juga tidak ingin berolahraga karena bau keringat yang mengerikan!"
Baca Juga: Kenali, berikut gejala virus corona tak biasa alias kurang umum menurut WHO
Ahli bedah telinga, hidung dan tenggorokan Profesor Nirmal Kumar mengatakan gejala "sangat aneh", yaitu parosmia, tampaknya mempengaruhi kaum muda dan petugas kesehatan.
Dia termasuk di antara petugas medis pertama yang mengidentifikasi anosmia (kehilangan penciuman) sebagai indikator virus corona pada Maret. Kemudian, mendesak Kesehatan Masyarakat Inggris untuk menambahkannya ke daftar gejala Covid-19, berbulan-bulan sebelum menjadi pedoman resmi.
Ia telah merawat dan mempelajari pasien dengan anosmia jangka panjang, sesuatu yang dia katakan telah mempengaruhi ribuan orang di seluruh Inggris.
Baca Juga: Gejala baru Covid-19 berkepanjangan: Halusinasi mencium bau menyengat
Lalu, prof Kumar melihat beberapa dari mereka pulih, tapi kemudian mengalami parosmia. Dia mengatakan kepada kantor berita PA, "Pagi ini saya melihat 2 pasien dengan parosmia. Satu mengatakan mereka bisa mencium bau ikan di tempat bau lain, dan pasien lain bisa mencium bau terbakar ketika tidak ada asap di sekitarnya."
Keduanya adalah petugas kesehatan, menurut laporan Kumar. “Bagi sebagian orang, ini sangat mengganggu mereka. Kami menyebutnya virus neurotropik,” ujarnya. "Artinya, virus ini memengaruhi saraf di atap hidung, seperti guncangan pada sistem saraf Anda, dan saraf menjadi tidak berfungsi," tambahnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Wanita dengan Gejala Covid-19 Jangka Panjang Ini Rasakan Daging Seperti Sabun"
Penulis : Shintaloka Pradita Sicca
Editor : Shintaloka Pradita Sicca
Selanjutnya: Ragam reaksi setelah mendapatkan vaksin Covid-19, begini penjelasan medisnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News