Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia telah menerima hibah vaksin Covid-19 Moderna dari Covax Facility sebanyak 8 juta dosis. Vaksin Covid-19 ini sudah mulai diberikan kepada tenaga kesehatan (nakes) dan tenaga penunjang kesehatan sebagai vaksin dosis ketiga.
Melansir laman Kementerian Kesehatan, selain tenaga kesehatan, vaksin Moderna juga akan diberikan kepada warga yang belum pernah mendapatkan vaksinasi Covid-19.
“Selain untuk nakes, vaksin COVID-19 Moderna juga diperuntukkan bagi publik, khususnya ibu hamil dan masyarakat yang memiliki komorbid, yang belum pernah mendapatkan vaksinasi sama sekali,” terang dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes RI.
Mengenal vaksin Moderna
Pada tanggal 18 Desember 2020, Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS mengeluarkan otorisasi penggunaan darurat (EUA) untuk vaksin kedua untuk pencegahan penyakit coronavirus 2019 (Covid-19) yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus 2.
Berdasarkan informasi di situs FDA, pada 25 Juni 2021, FDA merevisi lembar fakta pasien dan penyedia mengenai peningkatan risiko miokarditis (radang otot jantung) dan perikarditis (radang jaringan di sekitar jantung) yang disarankan setelah vaksinasi.
Baca Juga: Efek samping vaksin Moderna lebih terasa dibanding vaksin lain, ini kata Kemenkes
Kemudian, pada 12 Agustus 2021, FDA mengubah EUA Vaksin Covid-19 Moderna untuk memungkinkan dosis tambahan diberikan kepada individu tertentu yang mengalami gangguan sistem kekebalan. Otorisasi penggunaan darurat memungkinkan Vaksin Moderna Covid-19 didistribusikan di AS untuk digunakan pada individu berusia 18 tahun ke atas.
Mereka yang bisa mendapatkan vaksin Moderna adalah orang yang berusia 18 tahun ke atas.
Baca Juga: Inilah penjelasan Kemenkes kenapa efek samping vaksin Covid-19 Moderna lebih parah
Sementara, melansir situs CDC, mereka yang tidak boleh mendapatkan vaksin Moderna adalah:
- Jika Anda pernah mengalami reaksi alergi parah (anafilaksis) atau reaksi alergi langsung, meskipun tidak parah, terhadap bahan apa pun dalam vaksin mRNA Covid-19 (seperti polietilen glikol), Anda tidak boleh mendapatkan mRNA COVID-19 vaksin.
- Jika Anda mengalami reaksi alergi yang parah atau langsung setelah mendapatkan dosis pertama vaksin mRNA Covid-19, Anda tidak boleh mendapatkan dosis kedua dari salah satu vaksin mRNA COVID-19 (Moderna atau Pfizer-BioNTech).
- Reaksi alergi yang parah adalah reaksi yang perlu diobati dengan epinefrin atau EpiPen atau dengan perawatan medis.
- Reaksi alergi langsung berarti reaksi dalam waktu 4 jam setelah mendapatkan suntikan, termasuk gejala seperti gatal-gatal, bengkak, atau mengi (gangguan pernapasan).
Efek samping umum
Berdasarkan keterangan di situs FDA, efek samping yang paling sering dilaporkan terkait vaksin Moderna adalah:
- nyeri di tempat suntikan,
- kelelahan,
- sakit kepala,
- nyeri otot,
- menggigil,
- nyeri sendi,
- pembengkakan kelenjar getah bening di lengan yang sama dengan injeksi,
- mual dan muntah, dan
- demam.
Baca Juga: Sejumlah pejabat ini mengaku sudah mendapatkan booster vaksin Covid-19
"Sebagai catatan, lebih banyak orang mengalami efek samping ini setelah dosis kedua daripada setelah dosis pertama, jadi penting bagi penyedia dan penerima vaksinasi untuk mengharapkan bahwa mungkin ada beberapa efek samping setelah kedua dosis, tetapi terlebih lagi setelah dosis kedua," demikian penjelasan FDA.
Sedangkan efek samping vaksin Moderna berdasarkan informasi CDC, antara lain:
- Pada lengan yang disuntiK:
- Nyeri
- Kemerahan
- Pembengkakan
- Di seluruh tubuh Anda:
- kelelahan
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Panas dingin
- Demam
- Mual
Cara mengatasinya
Melansir Kompas.com, Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) Hindra Irawan Satari mengatakan, KIPI yang paling banyak dirasakan oleh penerima vaksin Moderna adalah nyeri di tempat suntikan.
Menurutnya, sejauh ini belum ada KIPI berat atau serius pada vaksin Moderna.
Baca Juga: Membahayakan penderita Covid-19, ini ciri-ciri badai sitokin
"Tidak ada (KIPI serius)," kata Hindra saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (21/8/2021).
Meski demikian, ia menjelaskan potensi KIPI yang bisa dirasakan oleh penerima vaksin Moderna. Beberapa gejala ringan yang mungkin terjadi adalah nyeri, kemerahan atau bengkak di tempat suntikan.
Sementara, potensi gejala umum atau moderat yang muncul adalah lemas, sakit kepala, nyeri otot, menggigil, demam, dan mual. Baca juga: Punya Penyakit Asam Lambung, Jangan Coba-coba Konsumsi Ini Untuk KIPI serius,
Hindra menyebut reaksi yang mungkin akan terjadi adalah miokarditis dan perikarditis (radang otot jantung). "Namun sampai saat ini belum ada laporan KIPI serius moderna yang diterima Komnas, semua bersifat non-serius, yang ringan sampai moderat. Mudah-mudahan demikian selanjutnya," kata dia.
Jika mengalami gejala tersebut, Hindra menyebut masyarakat bisa mengonsumsi paracetamol.
Sementara itu, mengutip informasi di situs unicef.org, apabila tubuh mengalami reaksi setelah vaksinasi, lakukan hal ini:
- Tetap tenang
- Jika terjadi reaksi seperti nyeri, bengkak atau kemerahan di tempat suntikan, kompres dengan air dingin pada lokasi tersebut
- Jika terjadi demam, kompres dengan air hangat/mandi dengan air hangat, perbanyak minum air putih dan istirahat.
- Jika dibutuhkan, minum obat sesuai anjuran petugas kesehatan.
- Segera hubungi petugas kesehatan jika gejala berlangsung lebih dari tiga hari atau jika terjadi reaksi yang lebih berat.
Selanjutnya: Kelompok masyarakat yang bisa mendapatkan vaksin Moderna dan syaratnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News