kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cerita Abu Janda melawan Covid-19, pulih berkat terapi plasma konvalesen


Senin, 26 Juli 2021 / 15:14 WIB
Cerita Abu Janda melawan Covid-19, pulih berkat terapi plasma konvalesen
ILUSTRASI. Petugas Palang Merah Indonesia (PMI) menunjukkan plasma konvalesen dari pendonor penyintas Covid-19 di PMI Solo, Jawa Tengah, Kamis (8/7/2021). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/wsj.


Reporter: Sandy Baskoro, Yuwono Triatmodjo | Editor: Sandy Baskoro

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Angka infeksi Covid-19 di Indonesia masih tinggi. Hingga Minggu (25/7), ada tambahan 38.679 kasus baru Covid-19 di Tanah Air. Bahkan tingkat kematiannya cenderung meningkat. Di hari yang sama, jumlah orang meninggal akibat korona bertambah 1.266 orang menjadi 83.279 orang.

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, dalam pernyataan resminya pada Minggu (25/7) mengingatkan, rata-rata pasien Covid-19 yang meninggal karena menderita komorbid maupun belum divaksin.

Baca Juga: Macam-macam penyakit komorbid yang perlu Anda ketahui

Salah satu penyintas Covid-19, Permadi Arya alias Abu Janda, mengungkapkan kisahnya melawan keganasan korona. Maklumlah, pegiat media sosial ini sempat menderita Covid-19 dengan riwayat komorbid.

Penuh rasa syukur, Permadi Arya menceritakan dia hampir meninggal dunia akibat Covid-19, akhirnya bisa selamat setelah mendapatkan perawatan intensif selama 10 hari di RS Mayapada Jakarta Selatan.

"Terima kasih dokter Monica @threes_rahardjo, dokter Shinta @shintavera, dokter Doni, dokter Septian, dan seluruh kru nakes RS Mayapada. Kalian Malaikatku," ungkap Permadi di akun instagram pribadinya permadiaktivis2, Senin (19/7) pekan lalu.

Apa yang diungkapkan Menko Luhut mengenai dampak buruk komorbid bagi penderita Covid-19 memang tidak bisa dipungkiri. Dr Shinta Vera Renata Hutajulu, Sp.An-KIC, salah satu tim dokter RS Mayapada yang menangani Permadi Arya menerangkan, komorbid merupakan penyakit lain yang ada dalam diri pasien sepeti asma, darah tinggi, sakit jantung, ginjal dan yang lainnya.

"Pasien Covid-19 dengan komorbid, kondisinya bisa cepat memburuk. Kita semua harus waspada, bahwa pada usia muda bisa terjangkit Covid komorbid seperti ini," terang Shinta kepada KONTAN, Sabtu (24/7).

Baca Juga: Kebutuhan plasma konvalesen bagi pasien Covid-19 tinggi, komunitas ini turut membantu

Pasien Covid-19 dengan komorbid sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit. Shinta mengungkapkan, di RS Mayapada secara khusus menerapkan terapi plasma konvalesen. Permadi Arya juga mendapatkan terapi plasma konvalesen sebelum akhirnya sembuh.

Plasma konvalesen merupakan plasma darah dari penyintas Covid-19. Dalam plasma konvalesen terdapat immunoglobulin, yang berfungsi sebagai daya tahan antibodi tubuh.

"Pemberian transfusi plasma konvalesen ini ibaratnya vaksinasi secara instan, vaksin yang ready to use." kata Shinta. Plasma konvalesen yang ditransfusikan akan langsung melawan virus dalam tubuh pasien Covid-19 sehingga tidak lagi menimbulkan kerusakan.

Baca Juga: Donor plasma konvalesen diharapkan jadi kebaikan yang tak putus

Pemberian plasma konvalesen pada pasien Covid-19 yang belum dalam kondisi kritis, diklaim sukses 100% membawa kesembuhan. Shinta bercerita sudah sejak sekitar Juni-Juli 2020 lalu memulai memberikan terapi plasma konvalesen kepada pasien Covid-19. Saat ini, lebih dari ratusan pesien sudah dia tangani dengan terapi plasma konvalesen.

Saat ini, pendonor plasma konvalesen sudah cukup banyak. Lain halnya saat masih awal dulu, Shinta hanya bisa mendapatkan plasma konvalesen dari RSPAD Gatot Subroto.

Dia menghimbau, agar pada penderita Covid-19 yang sudah sembuh (penyintas) mau menyumbangkan plasma konvalesennya bagi para penderita Covid-19 yang sedang berjuang. Kata Shinta, dua minggu setelah tes swab dinyatakan negatif, maka penyintas Covid-19 bisa menyumbangkan plasma konvalesennya.

Fasilitas pengobatan

RS Mayapada memiliki fasilitas cukup lengkap untuk menangani pasien Covid-19 dengan komorbid. Selain tower khusus untuk pasien Covid-19, RS Mayapada melengkapi prasarana seperti alat cuci darah. "Pasien gagal ginjal banyak sekali yang kena Covid-19. Kami memiliki mesin untuk melakukan continuous renal replacement therapy (CRRT)," beber Shinta.

CRRT ini merupakan alat untuk membatu pasien penderita gagal ginjal akut dimana ginjalnya berhenti berfungsi secara tiba-tiba. Biasanya hal itu terjadi pada pasien dengan kondisi sakit kritis, gagal napas dan terjadi gangguan multi organ.

"Kami memiliki alat CRRT ini, karena tidak semua RS memiliki alat tersebut. Dan alat ini kebetulan didedikasikan juga untuk pasien Covid-19," kata Shinta.

Baca Juga: Kapan pasien Covid-19 harus mendapatkan plasma konvalesen?

RS Mayapada juga dilengkapi dengan kamar operasi bagi pasien Covid-19. Sering terjadi pasien-pasien Covid-19 tidak bisa mendapat tindakan operasi, karena RS yang bersangkutan tidak memiliki kamar operasi khusus, yaitu kamar operasi tekanan negatif.

Dalam beberapa kasus, seperti ibu hamil, hal itu sudah mendapat penanganan terbaik. Bahkan, RS Mayapada melengkapi dengan ruang NICU (neonatal intensive care unit), sehingga bayi dari penderita covid-19 juga bisa dirawat.

"Bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu yang terkena Covid-19, harus tetap kita rawat, isolasi sampai hasil tesnya negatif," imbuh Shinta.

Sebagai seorang tenaga medis, Shinta tentu saja tetap memiliki rasa takut terpapar Covid-19. "Puji Tuhan sampai sekarang masih diberikan kesehatan. Takut tertular dan menularkannya ke keluarga," ucap Shinta.

Berjibaku dengan wabah mematikan dihadapi Shinta dalam balutan baju APD yang harus dia pakai hampir seharian penuh. Oleh sebab itu, Shinta mengingatkan agar masyarakat mamatuhi protokol kesehatan.

"Jika harus isoman (isolasi mandiri), tetap harus dalam pemantauan. Tetap harus melaporkan ke unit pusat kesehatan masyarakat agar terdata," dia berpesan.

Adapun penderita sudah dinyatakan negatif dalam pemeriksaan swab, ada baiknya kembali memeriksakan kesehatan untuk rehabilitasi lebih lanjut. RS Mayapada menyiapkan post covid-19 recovery & rehabilitation center (PCRR center) bagi para penyintas Covid-19.

Selanjutnya: Perhatikan golden period saat menerima donor plasma konvalesen

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×