kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,45   -20,04   -2.17%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cegukan pada bayi tidaklah berbahaya, bahkan baik untuk perkembangan otak


Senin, 18 November 2019 / 14:17 WIB
Cegukan pada bayi tidaklah berbahaya, bahkan baik untuk perkembangan otak
ILUSTRASI. Cegukan pada bayi tidaklah berbahaya, bahkan baik untuk perkembangan otak.


Sumber: Grid | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat bayi mengalami cegukan mungkin banyak dari para orang tua yang khawatir dan berusaha untuk menghentikannya. Tenang, cegukan pada bayi tidaklah berbahaya.

Bahkan menurut penelitian, cegukan pada bayi punya manfaat tersendiri, salah satunya untuk perkembangan otak. Tetapi para peneliti menyarankan, orangtua sebaiknya membiarkan itu terjadi karena rupanya cegukan memiliki manfaat kesehatan yang mengejutkan.

Baca Juga: Apakah penderita diabetes boleh makan telur?

Sebenarnya, bayi mulai mengalami cegukan dari di dalam rahim. Perkiraan menunjukkan, bahwa pada bayi prematur menghabiskan 1% dari waktu mereka untuk cegukan atau hingga 15 menit sehari.

Sebuah studi baru, yang diterbitkan dalam jurnal Clinical Neurophysiology, menunjukkan bahwa cegukan mendukung perkembangan otak pada bayi baru lahir.

Cegukan memicu aliran sinyal otak yang bisa membantu bayi belajar mengatur pernapasan. "Alasan mengapa kita cegukan tidak sepenuhnya jelas, tetapi mungkin ada alasan perkembangan, mengingat bahwa janin dan bayi baru lahir begitu sering cegukan," kata Kimberley Whitehead, ketua penulis penelitian dan rekan penelitian di University College London.

Para peneliti menganalisis aktivitas otak pada 13 bayi baru lahir di bangsal neonatal. Tim menggunakan electroencephalography (EEG) untuk mengamati otak setiap bayi dan menempatkan sensor gerakan pada torso mereka untuk merekam cegukan mereka.

Baca Juga: Bayi baru lahir wajibkah didaftarkan ikut BPJS Kesehatan? Ini jawabannya

Mereka menemukan, cegukan menyebabkan kontraksi otot diafragma. Perubahan fisik ini memicu gelombang otak di korteks otak. Serangkaian cegukan menyebabkan gelombang besar, yang kemudian memungkinkan otak untuk menghubungkan suara "hic" dengan kontraksi otot diafragma.

"Aktivitas yang dihasilkan dari cegukan kemungkinan membantu otak bayi untuk belajar bagaimana memonitor otot-otot pernapasan, sehingga pada akhirnya pernapasan dapat dikontrol secara sukarela dengan menggerakkan diafragma ke atas dan ke bawah," jelas Lorenzo Fabrizi, penulis studi senior dari University College London.

"Ketika kita dilahirkan, sirkuit yang memproses sensasi tubuh tidak sepenuhnya berkembang, sehingga pembentukan jaringan semacam itu merupakan tonggak perkembangan penting bagi bayi baru lahir," lanjutnya.

Baca Juga: 7 rasa nyeri di bagian tubuh ini tak boleh diabaikan, bisa tanda penyakit berbahaya

Sebuah studi sebelumnya oleh Fabrizi dan rekan-rekannya mengatakan, ketika bayi menendang rahim, mereka mungkin sedang membuat "peta mental" dari tubuh mereka sendiri.

Penelitian terbaru mendukung temuan sebelumnya, bahwa aktivitas tertentu di dalam rahim dan setelah kelahiran berkontribusi pada pengembangan koneksi otak pada bayi.

Whitehead mengatakan, cegukan pada orang dewasa umumnya dianggap menjengkelkan. Tetapi bisa jadi itu adalah sisa dari masa bayi ketika memiliki fungsi penting di masanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×