kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Catat, ini tujuh kebiasaan buruk yang bisa meningkatkan risiko jantung rusak


Rabu, 18 September 2019 / 09:01 WIB
Catat, ini tujuh kebiasaan buruk yang bisa meningkatkan risiko jantung rusak


Sumber: Kompas.com | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyakit jantung masih menjadi permasalahan global, termasuk di Tanah Air. Menurut berita dari Kementerian Kesehatan RI tahun 2017, penyakit jantung masih menjadi pembunuh nomor satu di Indonesia.

Untunglah ada banyak cara menjaga kesehatan jantung, yang bahkan bisa dilakukan dengan menyenangkan. Misalnya tertawa, menari, bahkan bermain sepatu roda. Selain itu, hindari pula beberapa kebiasaan yang membuat jantung rusak.

Sejumlah kebiasaan berikut ini, bisa meningkatkan risiko jantung rusak. Kebiasaan tersebut, juga mungkin tak terlalu kita sadari karena terlihat sepele.

1. Duduk sepanjang hari

American Heart Association (AHA) mengungkapkan, orang yang tidak aktif bergerak dan hanya duduk selama 5 jam atau lebih dalam sehari, memiliki risiko yang lebih besar untuk menderita penyakit jantung. Tentunya, hal ini sering terjadi pada para pekerja.

Apabila profesi kita menuntut untuk duduk di depan komputer sepanjang hari, luangkan waktu untuk bergerak atau berjalan selama lima menit, setiap jamnya. Langkah kecil ini bisa membuat pembuluh darah menjadi lebih fleksibel, serta melancarkan peredaran darah.

Baca Juga: Ini cara mudah menjaga kesehatan otak tanpa mengkonsumsi suplemen Ini cara mudah menjaga kesehatan otak tanpa mengkonsumsi suplemen

2. Tidak menjaga kebersihan mulut

Membiarkan rongga mulut tidak bersih, merupakan contoh kebiasaan yang tidak baik. Selain meningkatkan risiko gigi berlubang, tidak menjaga kebersihan gigi juga membuat jantung rusak. Beberapa penelitian telah membuktikan hal ini.

Salah satunya, sebuah studi yang dimuat dalam International Scholarly Research Notices. Penelitian tersebut mengungkapkan, bakteri penyebab penyakit gusi, memicu peradangan di tubuh. Peradangan di tubuh telah dihubung-hubungkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung.

3. Terlalu banyak mengonsumsi garam

Garam mengandung mineral makro natrium dan klorida, yang memiliki peran tertentu untuk tubuh. Walau begitu, asupan garam yang terlalu banyak juga tidak baik untuk kesehatan, karena dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi.

Seperti yang kita tahu, tekanan darah memicu berbagai penyakit pada jantung. Selain dengan memperhatikan jumlah sendok garam yang masuk ke masakan, perhatikan pula informasi nilai gizi, yang tertera di bungkus makanan kemasan.

Mengurangi makanan berproses, tentunya juga menjadi hal yang bisa kita lakukan. American Heart Association merekomendasikan asupan garam, tidak lebih dari 1.500 mg dalam satu hari.

Baca Juga: Penumpang kena serangan jantung, Garuda mendarat darurat di Australia Penumpang kena serangan jantung, Garuda mendarat darurat di Australia

4. Tidak mengendalikan stres

Stres yang tidak dikendalikan, membuat tubuh melepaskan hormon adrenalin. Produksi hormon tersebut dapat memengaruhi fungsi tubuh dengan sementara. Kondisi tersebut, termasuk denyut jantung dan tekanan darah yang meningkat. Apabila terus dibiarkan, terlalu sering stres dapat merusak pembuluh darah, serta meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

Kita dapat melakukan beberapa kegiatan, untuk mengendalikan stres. Misalnya, dengan curhat bersama teman dekat, berolahraga, serta menjadwalkan aktivitas yang harus dilakukan.

5. Mengonsumsi alkohol berlebihan

Contoh kebiasaan buruk lainnya yakni mengonsumsi alkohol, jika berlebihan. Satu porsi bagi wanita, dan dua porsi untuk pria, memang membantu meningkatkan mood. Namun jika berlebihan, alkohol dapat menambah kadar lemak tertentu di tubuh, serta membuat tekanan darah menjadi naik.

6. Kurang tidur

Saat bekerja sepanjang hari, jantung juga berupaya keras memompa darah. Tidur yang cukup, bisa membantu tubuh ‘beristirahat’, termasuk untuk sistem jantung dan peredaran darah.

Denyut jantung dan tekanan darah menurun selama fase pertama tidur (fase non-REM). Kemudian, detak jantung dan tensi tersebut naik dan turun, sebagai respons terhadap mimpi selama fase kedua (tidur REM).

Perubahan-perubahan tersebut, mampu meningkatkan kesehatan jantung. Kita memang harus menghindari kebiasaan tidur terlalu larut. Sebab, kebiasaan kurang tidur juga memicu tingginya hormon kortisol dan adrenalin, yang juga menciptakan kondisi stres. Oleh karena itu, usahakan tidur cukup sebanyak 6-8 jam, dalam satu hari.

Baca Juga: Segudang manfaat tidur siang, meningkatkan memori dan baik untuk jantung Segudang manfaat tidur siang, meningkatkan memori dan baik untuk jantung

7. Membiarkan diri terpapar asap rokok

Rokok tidak hanya buruk untuk kesehatan penggunanya. Asap yang kita hirup dari perokok di sekitar, dapat membuat jantung serta pembuluh darah rusak. Tegas terhadap perokok di dekatmu, perlu dilakukan. Termasuk bagi orang terdekat atau teman yang merokok sekali pun.

Hindari kebiasaan-kebiasaan buruk di atas, untuk melindungi jantung. Selain itu, jalani pemeriksaan kesehatan jantung dan indikatornya, secara berkala. Indikator tersebut, termasuk kolesterol, tekanan darah, hingga gula darah.

Baca Juga: Misteri tubuh manusia: Kenapa keringat rasanya asin? Misteri tubuh manusia: Kenapa keringat rasanya asin?

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kebiasaan Buruk yang Membuat Jantung Rusak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×