Penulis: Belladina Biananda
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan Virus Corona. Centers for Disease Control and Prevention atau CDC merekomendasikan agar masyarakat rajin cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir untuk membunuh Virus Corona.
Menurut Environmental Protection Agency atau EPA, cara membunuh Virus Corona juga bisa dilakukan dengan memakai disinfektan. Namun, mengutip dari Best Life, tidak semua disinfektan terbukti dapat membunuh Virus Corona.
Baca Juga: 3 Penyebab jerawat yang tidak Anda sadari
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa salah satu barang yang umum ditemukan di rumah tangga bisa digunakan untuk membunuh Virus Corona. Hasil penelitian menunjukkan bahwa citriodiol dalam obat nyamuk bisa digunakan untuk membunuh Virus Corona.
Melansir dari Best Life, penelitian dilakukan oleh Britain’s Defence Science and Technology Laboratory (DSTL) dan belum dilakukan penilaian sejawat (peer review). Peneliti menemukan bahwa citriodiol mengandung “anti-viral activity” melawan Virus Corona jika dicampurkan dengan virus di liquid phase.
Citriodiol adalah bahan aktif yang ditemukan di banyak obat nyamuk. Best Life mengatakan bahwa penelitian tersebut dilakukan pada Mosi-guard, salah satu obat nyamuk yang banyak dipakai di Inggris. Penelitian itu mengatakan bahwa mencampurkan virus dengan Mosi-guard dapat mengurangi Virus Corona setelah satu menit.
Menurut Citrefine International, citriodiol terbuat dari minyak kayu putih. Berbeda dengan produk berbahan dasar essential oil, citriodiol telah memenuhi standar national untuk mengusir nyamuk di seluruh dunia.
Baca Juga: Catat! Inilah penyebab paru-paru basah dan cara mencegahnya
Citriodiol telah disetujui oleh EPA dan juga berpotensi untuk membunuh virus lainnya, yaitu Virus Zika. Berdasar Citrefine International, citriodiol adalah satu-satunya bahan aktif alami yang terdaftar di Amerika oleh EPA.
Citriodiol juga masuk dalam daftar CDC Amerika untuk mencegah gigitan nyamuk dengan Virus Zika. Jadi, ada kemungkinan bahwa Amerika akan melakukan penelitian tentang hal yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News