kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   0,00   0,00%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Benarkah setelah sembuh dari Covid-19 bisa kebal virus corona? Ini kata medis


Kamis, 15 Oktober 2020 / 10:38 WIB
Benarkah setelah sembuh dari Covid-19 bisa kebal virus corona? Ini kata medis
ILUSTRASI. Presiden Donald Trump mengaku kebal dari virus corona karena sudah sembuh menjalani perawatan akibat Covid-19.. REUTERS/Tom Brenner


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Ada anggapan, orang yang sembuh dari Covid-19 bakal kebal dari virus corona. Alasannya, orang yang sembuh dari Covid-19 memiliki antibodi untuk melawan virus corona. Benarkah demikian?

Anggapan kebal dari virus corona setelah sembuh dari Covid-19 ini juga diviralkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Dalam ujaran di Twitter, Presiden Donald Trump mengaku kebal dari virus corona setelah menjalani perawatan akibat Covid-19.

Namun, anggapan itu salah. Seorang perempuan berusia lanjut di Belanda meninggal dunia setelah terinfeksi virus corona untuk kedua kalinya. Kasus ini menjadi kematian pertama yang dilaporkan akibat reinfeksi virus corona. Peristiwa ini pun diteliti.

Mengutip BNO News, Senin (12/10/2020), pasien berusia 89 tahun ini juga telah dirawat karena sebuah jenis kanker sel darah putih yang dimilikinya. Para peneliti mengatakan, saat tiba di unit gawat darurat, perempuan ini mengalami demam dan batuk parah.

Baca juga: Inilah cara mencegah corona saat makan di restoran menurut CDC

Ia dikonfirmasi positif virus corona dan dirawat di rumah sakit selama lima hari. Setelah itu, gejala-gejala yang ditunjukkan mereda, kecuali kelelahan yang terus dialami. Ia kemudian dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Dua bulan kemudian, dua hari setelah menjalani periode baru kemoterapi, wanita tersebut mengalami demam, batuk, dan dispnea. Perempuan itu pun kembali dinyatakan positif virus corona. "Pada hari kedelapan, kondisi pasien memburuk. Ia meninggal dua minggu kemudian," kata para peneliti.

Reinfeksi bisa munculkan gejala corona yang lebih parah Jumlah kasus reinfeksi yang dilaporkan oleh para peneliti masih belum begitu banyak. Sebelumnya, banyak pendapat menduga pasien yang pernah mengalami infeksi Covid-19 akan mengembangkan imun tertentu dan dapat sembuh saat terinfeksi kembali.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×