Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Wabah virus corona baru juga berdampak ke kualitas tidur seseorang. Survei yang SleepHelp.org lakukan menunjukkan, sebanyak 22% responden mengatakan, mereka memiliki kualitas tidur yang buruk sejak pandemi bergulir.
Di antara kekhawatiran yang membuat orang sulit tidur, takut terinfeksi virus corona adalah salah satu alasan utama bagi 14% responden. Liputan berita yang menyoroti aspek negatif dari pandemi mengkhawatirkan sepertiga responden, karena sumber daya kesehatan yang kurang dan kondisi ekonomi yang sulit.
Karena kebanyakan orang bekerja dari rumah sambil menjaga anak-anak mereka, tidur tujuh jam menjadi tantangan. Padahal, kurang tidur bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan tingkat stres meningkat.
Baca Juga: Kenapa virus corona lebih dominan berefek ke pria ketimbang wanita?
“Banyak masalah yang akan kita lihat di sekitar pandemi virus corona terkait dengan kecemasan umum, terutama insomnia," kata Logan Foley, Redaktur Pelaksana SleepHelp.org, seperti dikutip Medical Daily.
"Ini bisa diperburuk dengan bekerja di tempat tidur, terjebak dengan pasangan atau orang penting lainnya di tempat yang sempit terlalu lama, dan dengan tidak bisa bertahan pada waktu yang konsisten,” ujar Foley.
Mimpi buruk
Tingkat kecemasan yang melonjak selama pandemi virus corona menghalangi tidur nyenyak. Sering terbangun di tengah malam karena kualitas tidur yang menurun menyebabkan orang mengingat mimpi dengan lebih jelas.
Juga, emosi yang kuat bisa mengubah isi mimpi seseorang menjadi lebih buruk. Ini merupakan hasil analisis Deirdre Barrett, asisten profesor psikologi di Universitas Harvard, Amerika Serikat (AS), tentang mimpi orang saat pandemi virus corona.
Dia memulai penelitian pada Maret lalu, dan sekarang memiliki catatan 6.000 mimpi dari survei 2.400 orang. Anehnya, beberapa orang mendapatkan representasi metaforis dari ketakutan dalam mimpi mereka, seperti serangga dengan taring dan elemen supranatural.
Baca Juga: Duh, penderita kanker jauh lebih rentan saat wabah virus corona
Tapi, melansir Medical Daily, hasil penelitian Barrett menunjukan, ada orang yang punya mimpi terburuk: penembakan massal, orang-orang dengan batuk keras secara terus menerus tanpa ada jarak sosial, dan sejenisnya.
Yang paling trauma adalah petugas medis garis depan, yang mimpinya mencerminkan perasaan bersalah karena tidak mampu menyelamatkan nyawa pasien Covid-19. Dalam mimpinya, mereka juga menyalahkan diri sendiri karena menularkan virus kepada keluarga dekat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News