kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Banyak disajikan saat Lebaran, benarkah masakan bersantan bisa sebabkan hipertensi?


Sabtu, 23 Mei 2020 / 13:27 WIB
Banyak disajikan saat Lebaran, benarkah masakan bersantan bisa sebabkan hipertensi?
ILUSTRASI. Pedagang takjil menjajakan dagangannya berupa hidangan untuk berbuka puasa di lahan kosong sebelah tempat penampungan sementara Pasar Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta, Senin (5/6/2017). Pasar Ramadhan ini mulai buka sekitar pukul 11.00 sampai dengan buka


Sumber: Kompas.com | Editor: Tendi Mahadi

Saat diwawancara, Ahli gizi RS Indriati Solo Baru, Rista Yulianti Mataputun, S.Gz, juga menyebut santan sebenarnya masuk dalam kategori lemak baik. Santan kepala mengandung asam lemak dan trigliserida yang mudah dibakar oleh tubuh. 

Tapi, cara memasak yang salah, bisa menyebabkan lemak pada santan berubah menjadi lemak jenuh. Lemak jenis ini diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat atau low-density lipoprotein (LDL) termasuk tekanan darah tinggi atau hipertensi. 

Baca Juga: Kacang mete bisa menyebabkan asam urat?

Maka dari itu, dianjurkan bagi siapa saja untuk mengurangi konsumsi masakan bersantan yang dimasak terlalu lama atau dipanaskan berulang kali. Selain itu, konsumsi masakan bersantan berlebihan juga tak baik bagi kesehatan. 

Pasalnya, tetap saja santan merupakan sumber lemak yang bisa meningkatkan kadar lemak darah pada tubuh dan membuat berat badan naik. “Konsumsi santan secara berlabihan tentu tidak baik,” kata Rista saat diwawancara Kompas.com, Kamis (21/4). (Irawan Sapto Adhi)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Benarkah Masakan Bersantan Bisa Sebabkan Hipertensi?"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×