Sumber: Washington Post,Bloomberg | Editor: Syamsul Azhar
Hanya saja data hasil penelitian tersebut tidak menjelaskan mengapa makan dengan batasan waktu meningkatkan risiko kesehatan seseorang.
Namun para peneliti menemukan bahwa orang yang mengikuti pola makan dengan batasan waktu 16:8, di mana mereka hanya makan selama delapan jam dan berpuasa selama 16 jam, memiliki massa otot lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang makan dalam jangka waktu yang lebih lama dalam sehari.
Hal ini sejalan dengan uji klinis sebelumnya yang diterbitkan di JAMA Internal Medicine, yang menemukan bahwa orang yang melakukan diet terbatas waktu selama tiga bulan kehilangan lebih banyak otot dibandingkan kelompok kontrol yang tidak melakukan puasa intermiten.
Baca Juga: Donny Kesuma Masuk ICU Karena Jantung Lemah, Kenali Gejala & Penyebab Jantung Lemah
Padahal, mempertahankan otot seiring bertambahnya usia adalah hal yang penting. Ini melindungi Anda dari terjatuh dan cacat serta dapat meningkatkan kesehatan metabolisme Anda.
Penelitian telah menemukan bahwa memiliki massa otot yang rendah dikaitkan dengan tingkat kematian yang lebih tinggi, termasuk risiko kematian akibat penyakit jantung yang lebih tinggi, kata Zhong.
Meskipun hasil penelitian mengenai intermittent fasting mengagetkan, Zhong menegaskan, temuan tersebut belum final.
Studi ini mengungkap korelasi antara pembatasan waktu makan dan peningkatan angka kematian, namun tidak dapat menunjukkan sebab dan akibat.
Misalnya, mungkin saja orang yang membatasi asupan makanannya hingga delapan jam setiap hari memiliki kebiasaan atau faktor risiko lain yang mungkin menjelaskan peningkatan kemungkinan kematian akibat penyakit jantung.
Baca Juga: Buah Untuk Penderita Diabetes, Jadwal Buka Puasa Jakarta Hari Ini (17/3) Segera Tiba
Para ilmuwan juga mencatat bahwa penelitian ini mengandalkan informasi makanan yang dilaporkan sendiri. Ada kemungkinan bahwa para peserta tidak selalu melaporkan durasi makan mereka secara akurat.
Tren diet dan pengendalian berat badan
Puasa intermiten telah banyak digembar-gemborkan oleh para selebriti dan pakar kesehatan yang mengatakan bahwa puasa intermiten dapat menurunkan berat badan dan memberikan berbagai manfaat kesehatan.
Bentuk lain dari puasa intermiten adalah mengganti hari puasa dengan hari makan normal. Beberapa orang mengikuti pola makan 5:2, yaitu makan secara normal selama lima hari dalam seminggu dan kemudian berpuasa selama dua hari.