Penulis: Belladina Biananda
KONTAN.CO.ID - Peneliti dari Synairgen mengungkapkan beberapa minggu lalu, nebulizer yang mengirimkan aerosol interferon-beta langsung ke paru-paru pasien yang terjangkit virus corona baru bisa memperbaiki kondisi mereka secara signifikan.
Ternyata, mengutip BGR, peneliti lain telah berpikir untuk menyebarkan obat antivirus melalui inhaler, langsung ke saluran udara pasien.
University of California San Francisco (UCSF), Amerika Serikat, membuat semprotan hidung yang terbuat dari jenis protein mirip antibodi penawar tertentu yang dapat menghalangi virus corona menginfeksi sel.
Ini juga bisa menjadi jenis obat yang dunia butuhkan saat ini. Tetapi, AeroNabs, nama semprotan hidung buatan UCSF, masih membutuhkan pengujian klinis untuk membuktikan kemanjurannya.
Apa yang para peneliti UCSF buat adalah jenis terapi antibodi monoklonal yang berbeda. Alih-alih menggunakan antibodi ukuran biasa, para peneliti memilih "nanobodi" yang lebih kecil yang mereka buat untuk memblokir infeksi virus corona dengan cara yang sama seperti antibodi penetral lainnya.
Baca Juga: Wajib coba! 3 obat asam urat herbal paling ampuh
Nanobodi terhubung ke lonjakan protein yang ditemukan di bagian luar kapsul virus corona. Dengan begitu, virus tidak bisa mengikat reseptor ACE2 yang terdapat di berbagai sel, termasuk sel di dalam paru-paru.
Memasuki sel adalah proses utama untuk virus apa pun, karena itulah yang memungkinkannya bereplikasi dan kemudian terus menginfeksi sel lain.
"Digunakan sekali sehari, AeroNabs dapat memberikan perlindungan yang kuat dan andal terhadap SARS-CoV-2 sampai vaksin tersedia," kata UCSF dalam pernyataannya seperti dikutip BGR.
Tim peneliti UCSF menerbitkan temuan mereka dalam versi pra-cetak di bioRxiv, dan mereka sedang dalam diskusi aktif dengan mitra komersial untuk meningkatkan produksi semprotan AeroNabs serta memulai pengujian klinis.
AeroNabs terinspirasi dari nanobodi llama, yang merupakan protein imun mirip antibodi yang secara alami terdapat pada hewan ini. Jika kedengarannya tidak asing, itu karena beberapa tim lain yang mengembangkan obat Covid-19 mengandalkan antibodi dari llama, unta, dan sapi.
Baca Juga: Virus Corona bisa sebabkan kerusakan otak? Ini laporannya
“Meskipun mereka berfungsi seperti antibodi yang ditemukan dalam sistem kekebalan manusia, nanobodi menawarkan sejumlah keuntungan unik untuk terapi efektif melawan SARS-CoV-2,” kata Aashish Manglik, salah satu penemu AeroNabs.
Partikel-partikel ini adalah "lebih kecil dari antibodi manusia", sehingga lebih mudah untuk dimanipulasi di laboratorium. Nantobodi lebih stabil dari antibodi pada mamalia.
Yang juga penting adalah, fakta bahwa nanobodi bisa lebih murah untuk diproduksi secara massal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News