kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

5 Langkah Kendalikan Diabetes, Agar Si Manis Tidak Menjadi Jembatan Komplikasi


Selasa, 01 Februari 2022 / 10:08 WIB
5 Langkah Kendalikan Diabetes, Agar Si Manis Tidak Menjadi Jembatan Komplikasi
ILUSTRASI. Buah untuk diabetes


Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Diabetes melitus adalah salah satu penyakit kronis yang tidak boleh diabaikan. Apalagi jumlah penyandang diabetes di Indonesia terus meningkat setiap tahun.

International Diabetes Federation (IDF) memproyeksikan jumlah penyandang diabetes (usia 20 hingga 79 tahun) di Indonesia berpotensi mencapai 28,6 juta pada 2045 mendatang. Dengan angka itu, Indonesia bertahan di posisi kelima daftar negara dengan jumlah penyandang diabetes terbanyak di dunia.

Proyeksi tersebut juga menanjak 47% dibandingkan jumlah penyandang diabetes di Indonesia pada tahun 2021 yang mencapai 19,5 juta. Angka ini pun sudah meningkat signifikan dalam satu dekade terakhir. Ya, penyandang diabetes di Tanah Air pada 2021 melonjak 167% dibandingkan tahun 2011 yang sebanyak 7,3 juta.

Baca Juga: Inilah 5 Makanan yang Mengandung Kolesterol Baik untuk Tubuh

Pada tahun lalu, jumlah kematian yang akibat diabetes di Indonesia mencapai 236.711. Angka ini meningkat 58% dibandingkan tahun 2011 dengan jumlah kematian 149.872. Saat ini, prevalensi diabetes melitus di Indonesia (usia 20 hingga 79 tahun) mencapai 10,8%.

Secara umum, IDF memperkirakan jumlah penyandang diabetes di dunia dapat mencapai 783,7 juta orang pada 2045. Jumlah ini meningkat 46% dibandingkan jumlah 536,6 juta pada 2021.

Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin atau karena penggunaan yang tidak efektif dari produksi insulin. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah.

Baca Juga: Tidak Perlu Konsumsi Obat! Ini Cara Alami Menurunkan Kadar Kolesterol Jahat

Kementerian Kesehatan menyebutkan, setidaknya ada lima faktor yang menjadi pemicu diabetes melitus. Pertama, tidak memeriksa gula darah secara teratur. Begitu terdapat gejala seperti lemas, periksakan segera ke dokter.

Kedua, nutrisi yang tidak seimbang. Pola makan seseorang yang tidak memiliki nutrisi seimbang cenderung meningkatkan gula darah. Menu makanan yang hanya didominasi karbohidrat, lemak dan makanan berkolesterol membuat darah akan penuh dengan kolesterol. Lain halnya dengan serat dan sayuran yang membuat nutrisi terserap sempurna.

Ketiga, aktivitas fisik yang tidak seimbang. Ketika jam kerja selama 8 jam hanya didominasi kegiatan duduk, maka otot tubuh tidak terlatih dengan baik. Terlebih lagi peredaran darah akan tersumbat karena darah tidak mengalir ketika kolesterol dan lemak jahat dalam darah tidak dikeluarkan melalui aktivitas fisik yang menghasilkan keringat.

Baca Juga: Efektif Mengelola Gula darah, Ini Cara Konsumsi Jahe untuk Penderita Diabetes

Keempat, mengonsumsi minuman yang disertakan pemanis buatan. Kadar glukosa berlebih dalam darah juga bisa disebabkan pemanis buatan. Mengapa begitu? Karena pemanis sederhana tidak memerlukan waktu lama untuk diserap tubuh, sedangkan pemanis buatan akan bertahan dalam darah dan merusak sistem kerja insulin.

Kelima, camilan tidak sehat. Apa yang kita konsumsi merupakan pilihan. Jika tidak pintar memilih camilan, seperti coklat atau es krim, maka glukosa dalam darah meningkat. Pilihlah dengan pintar camilan yang menyehatkan bagi aliran darah dan tentu saja diri anda, seperti buah, sayur ataupun biji-bijian.

Apabila penyandang diabetes (diabetesi) tidak mampu mengendalikan kadar gulanya, maka dalam tahap dan kondisi tertentu berpotensi menyebabkan komplikasi, bahkan bisa menyebabkan kematian.

Baca Juga: 7 Penyebab Perut Buncit Ini Wajib Anda Waspadai, Apa Saja?

Biasanya, setelah 10-15 tahun dari waktu terdiagnosis, prevalensi semua komplikasi diabetes meningkat tajam. Ada beberapa komplikasi yang perlu diketahui dan dihindari, yakni retinopati diabetik atau gangguan mata/penglihatan.

Kemudian komplikasi penyakit kardiovaskuler (penyakit jantung dan pembuluh darah), nefropati diabetik (gangguan ginjal) dan neuropati diabetik (gangguan saraf yang menyebabkan luka dan amputasi pada kaki).




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×