Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Orang dengan dua dosis vaksin lebih kecil kemungkinan untuk diharuskan rawat inap, bakan ketika vaksin mereka mulai kehilangan perlindungan terhadap infeksi. Ini mungkin karena kebanyakan vaksin memberikan respon seluler yang tidak berpengaruh terhadap varian ini.
Ada data yang menunjukkan bahwa dosis ketiga dari vaksin messenger RNA (mRNA) memiliki kemampuan menetralkan kekuatan dari Omicron.
Vaksin ini menggunakan kode genetik virus corona yang diinjeksikan ke tubuh, dan memicu badan memproduksi protein virus, yang diharapkan cukup untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Ditambah lagi, vaksin universal baru melawan SARS-CoV-2 dan semua variannya, termasuk Omicron, saat ini sedang dikembangkan.
Baca Juga: Omicron Bobol Sistem Pembatasan Covid Hong Kong, Salah Satu Sistem Terberat di Dunia
4. Ada obat efektif melawan Omicron
Majalah Science dalam halaman depannya menampilkan obat Paxlovid, obat oral antiviral yang mampu menghambat struktur protease virus, dengan sebuah kemampuan untuk mengurangi risiko keparahan Covid-19 lebih dari 90 persen.
Obat ini sudah mendapat izin edar dari FDA. Paxlovid adalah penghambat satu dari protease SARS-CoV-2, yang disebut dengan 3CL. Pengobatan ini dikombinasikan dengan penghambat protease, rtonavir, yang digunakan dalam pengobatan HIV.
Karena varian Omicron tak memiliki mutasi pada protein-protein yang ditargetkan Paxlovid, kemungkinan besar obat ini sama efektifnya untuk varian baru tersebut.
Setidaknya dalam laporan yang dilansir perusahaan Pfizer, uji in vitro (uji kandidat obat yang dilakukan pada cawan berisi virus/bakteri) telah membuktikannya.
Tapi masih ada lagi. Antibodi monoclonal, Sotrovimab dari GSK juga digadang-gadang efektif melawan Omicron.