kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

3 Jenis diet ini paling banyak dicari selama era pandemi Covid-19


Jumat, 06 Agustus 2021 / 11:29 WIB
3 Jenis diet ini paling banyak dicari selama era pandemi Covid-19
ILUSTRASI. Banyak orang yang mencari-cari metode diet terbaik selama Covid-19 ini. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memiliki tubuh ideal merupakan harapan banyak orang. Apalagi, selama pandemi ni banyak orang mengeluh akan lingkar pinggang yang bertambah lebar. Hal ini terbukti dengan banyaknya orang yang mencari-cari metode diet terbaik selama Covid-19 ini. 

Setiap metode diet sebenarnya bereaksi dengan cara berbeda untuk setiap orang. Terkadang, ada yang berhasil menurunkan berat badan dengan diet keto namun adapula yang justru jatuh sakit karena diet tersebut. 

Sebagai refrensi Anda yang ingin menurunkan berat badan, berikut manfaat dan efek samping metode diet yang sering dilakukan orang: 

Diet Keto

Diet keto menerapkan pola makan yang kaya akan lemak dan mengurangi makanan mengandung karbohidrat. Tubuh biasanyamengunakan glukosa dari karbohidrat sebagai energi. Dalam diet keto, kita tak lagi mengonsumsi karbohirat. 

Jadi, energi akan didapatkan dari proses pembakaran lemak. Hal ini akan meningkatkan metabolisme, menjaga tingkat gula darah, dan menurunkan risiko penyakit jantung. Diet ini sangat cocok untuk penderita diabetes tipe 2 atau epilepsi.

Baca Juga: Mau coba diet ala DEBM? Begini panduannya

Namun, diet keto bisa memicu "keto flu", yaitu kumpulan gejala seperti sembelit, susah tidur, sakit kepala, dan sebagainya. Keto flu biasanya terjadi saat awal mula kita mempraktikan jenis diet ini. 

Puasa Intermiten 

Puasa intermiten atau intermiten fasting merupakan pola diet yang menerapkan jendela makan dalam waktu tertentu. Nah, salah satu metode intermiten fasting yang terkenal adalah 5:2. 

Dalam metode tersebut, kita bisa makan normal selama lima hari lalu melakukan puasa selama dua hari. Pola diet ini juga terbukti mampu meningkatkan metabolisme, meningkatkan kadar insulin dan hormon pertumbuhan, serta meningkatkan produksi sel induk. 

Baca Juga: 8 Manfaat habbatussauda untuk kesehatan, bisa untuk diet

Namun, metode diet ini bisa memicu heartburn, dehidrasi, memicu peningkatan stres dan gangguan tidur. 

Diet Paleo 

Metode diet ini meniru pola makan nenek moyang kita pada zaman paleolitikum, di mana orang-orang lebih banyak mengonsumsi makanan utuh daripada makanan olahan. Jadi, kita hanya bisa buah, daging tanpa lemak, ikan, sayur, kacang-kacangan, dan biji-bijian. 

Selain bagus untuk menurunkan berat badan, pola diet ini juga dipercaya dapat menyeimbangkan tekanan darah. Namun, riset dari Australia yang diterbitkan dalam European Journal of Nutrition, membuktikan mereka yang menjalani diet paleo memiliki tingkat biomarker darah yang tinggi. 

Tingginya tingkat biomarker darah ini terkait dengan penyakit jantung. Diet paleo juga berefek negatif bagi kesehatan usus.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "3 Jenis Diet yang Paling Banyak Dicari Selama Pandemi Covid-19"
Penulis : Ariska Puspita Anggraini
Editor : Ariska Puspita Anggraini

Selanjutnya: 5 Olahraga untuk diet ini bisa jadi penurun berat badan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×