Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi akibat kadar gula darah tinggi. Diabetes telah mencapai proporsi epidemi di antara orang dewasa dan anak-anak di seluruh dunia.
Diabetes yang tidak terkontrol memiliki banyak konsekuensi serius, termasuk penyakit jantung, penyakit ginjal, kebutaan, dan komplikasi lainnya.
Yang penting, makan makanan tertentu dapat meningkatkan kadar gula darah dan insulin dan meningkatkan peradangan, yang dapat meningkatkan risiko penyakit.
Artikel ini mencantumkan 11 makanan dan minuman yang harus dihindari oleh penderita diabetes atau pradiabetes sehingga kadar gula dalam darah tetap terkontrol.
Mengapa asupan karbohidrat penting bagi penderita diabetes?
Karbohidrat, protein, dan lemak adalah makronutrien yang memberi energi pada tubuh Anda.
Di antara zat yang terkandung dalam makanan tersebut, karbohidrat memiliki efek terbesar pada gula darah Anda sejauh ini. Ini karena mereka dipecah menjadi gula, atau glukosa, dan diserap ke dalam aliran darah Anda.
Baca Juga: Selain nyeri dada, ini daftar ciri-ciri penyakit jantung
Karbohidrat termasuk pati, gula, dan serat. Namun, serat tidak dicerna dan malah diserap oleh tubuh Anda dengan cara yang sama seperti karbohidrat lainnya, sehingga tidak meningkatkan gula darah Anda.
Mengurangi serat dari total karbohidrat dalam porsi makanan akan memberi Anda kandungan karbohidrat yang dapat dicerna atau bersih. Misalnya, jika secangkir sayuran campuran mengandung 10 gram karbohidrat dan 4 gram serat, jumlah karbohidrat bersihnya adalah 6 gram.
Ketika penderita diabetes mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat pada suatu waktu, kadar gula darah mereka dapat naik ke tingkat yang sangat tinggi.
Seiring waktu, kadar gula darah yang tinggi dapat merusak saraf dan pembuluh darah tubuh Anda, yang dapat menyebabkan penyakit jantung, penyakit ginjal, dan kondisi kesehatan serius lainnya.
Mempertahankan asupan karbohidrat rendah dapat membantu mencegah lonjakan gula darah dan sangat mengurangi risiko komplikasi diabetes.
Baca Juga: Jalan kaki bisa menurunkan berat badan, seberapa sering melakukannya?