Sumber: Kompas.com | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setiap anak maupun orang dewasa akan kehilangan air dalam tubuh terus-menerus sepanjang hari. Air bisa menguap dari kulit dan keluar dari tubuh saat proses pernapasan, menangis, berkeringat, kencing, dan buang air besar (BAB).
Sering kali, anak-anak mendapat cukup air dari makan dan minum untuk menggantikan cairan yang hilang. Tetapi, dalam beberapa kasus, anak-anak bisa kehilangan air lebih banyak dari biasanya.
Demam, sakit perut, keluar dalam cuaca panas, atau terlalu banyak gerak misalnya, dapat menyebabkan kehilangan cairan terlalu banyak. Kondisi ini pun bisa menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh.
Saat dehidrasi terjadi, tubuh tidak memiliki cukup cairan dan air untuk berfungsi dengan baik. Dalam kasus yang parah, hal ini dapat menyebabkan kerusakan otak atau bahkan kematian.
Baca Juga: Asam lambung kumat? Ini 7 minuman yang efektif meredakan asam lambung
Risiko dehidrasi pada anak-anak
Dehidrasi pada dasarnya terjadi ketika lebih banyak cairan yang keluar dari tubuh daripada yang masuk. Melansir Medical News Today, anak-anak cenderung lebih rentan mengalami dehidrasi dibandingkan remaja yang lebih tua atau orang dewasa karena mereka memiliki tubuh yang lebih kecil.
Anak-anak memiliki cadangan air yang lebih kecil. Beberapa anak-anak mengalami dehidrasi karena tidak minum cukup air. Faktor-faktor tertentu juga dapat membuat mereka berisiko lebih tinggi mengalami dehidrasi. Ini termasuk:
- Demam
- Muntah
- Diare
- Keringat berlebih
- Asupan cairan yang buruk selama sakit
- Penyakit kronis seperti diabetes atau gangguan usus
- Paparan cuaca panas dan lembab
Diare dapat disebabkan oleh infeksi (virus, bakteri, atau parasit), alergi atau sensitivitas makanan, kondisi medis seperti penyakit radang usus, atau reaksi terhadap obat. Jika anak-anak muntah, feses berair, atau tidak mampu atau tidak mau minum karena suatu penyakit, pantau tanda- tanda dehidrasi. Bagi para orang tua, bersiaplah untuk merespons kondisi tersebut.
Baca Juga: Simak bahaya minum pil pelangsing dan diet ketat
Tanda peringatan dehidrasi pada anak-anak
Dehidrasi bisa terjadi sangat lambat seiring waktu atau bisa terjadi secara tiba-tiba. Melansir Health Line, anak-anak dengan penyakit, terutama gastroenteritis atau flu perut, harus diawasi dengan ketat untuk tanda-tanda dehidrasi.
Tanda peringatan dehidrasi tidak selalu terlihat jelas. Jangan menunggu sampai anak-anak terpantau sangat haus. Jika benar-benar haus, anak-anak mungkin sudah mengalami dehidrasi. Sebaliknya, perhatikan tanda-tanda peringatan dehidrasi berikut:
- Bibir kering dan pecah-pecah
- Urine berwarna gelap
- Sedikit atau tidak ada urine (kencing) selama delapan jam
- Kulit dingin atau kulit kering
- Mata cekung atau ubun-ubun cekung di kepala (untuk bayi)
- Kantuk berlebihan
- Tingkat energi yang rendah
- Tidak ada air mata saat menangis
- Kerewelan ekstrim
- Napas cepat atau detak jantung cepat
Dalam kasus yang paling serius, anak-anak yang mengalami dehidrasi bisa menjadi mengigau atau tidak sadarkan diri.
Baca Juga: 5 Cara atasi asam urat yang mengganggu pada kaki