kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

WHO sebut perokok miliki risiko lebih tinggi tertular corona, berikut penjelasannya


Selasa, 31 Maret 2020 / 14:25 WIB
WHO sebut perokok miliki risiko lebih tinggi tertular corona, berikut penjelasannya
ILUSTRASI. Ilustrasi rokok. WHO sebut perokok miliki risiko lebih tinggi tertular corona. Picture taken March 14, 2017. REUTERS/Beawiharta


Sumber: Kompas.com | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski semua orang memiliki potensi risiko untuk tertular virus corona dan menderita Covid-19, namun ternyata para perokok memiliki risiko yang lebih besar dari orang yang tidak merokok. 

Para perokok menjadi salah satu kelompok yang memiliki risiko tinggi tertular Covid-19, selain kelompok usia lanjut dan orang-orang yang sudah memiliki penyakit bawaan. 

Baca Juga: Cegah imported case, pemerintah imbau WNI yang di luar negeri untuk tidak mudik

Hal ini ditegaskan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) melalui laman resminya pada 24 Maret lalu. Setidaknya, terdapat 2 alasan utama mengapa mereka yang memiliki kebiasaan merokok lebih rentan terhadap infeksi virus. 

Aktivitas fisik 
Alasan pertama dikarenakan aktivitas fisik dari kegiatan merokok itu sendiri. Aktivitas merokok yang melibatkan kontak jari tangan dengan bibir secara intens memungkinkan virus berpindah dari tangan ke mulut dengan lebih mudah. 

"Para perokok lebih rentan terhadap Covid-19 karena jari yang digunakan untuk mengapit rokok, atau bahkan rokok itu sendiri terkontaminasi dengan virus, dapat menyentuh bibir. Ini meningkatkan kemungkinan virus berpindah dari tangan ke mulut," tulis WHO dalam penjelasannya. 

Penyakit yang timbul 
Sementara alasan kedua lebih pada kondisi kesehatan yang disebabkan oleh orang yang telah terbiasa merokok. Perokok biasanya sudah memiliki masalah pada paru-paru yang diakibatkan oleh zat-zat yang terisap dalam aktivitas merokok yang dilakukan dalam waktu lama. 

Baca Juga: Ada 99 kelurahan di Jakarta yang masih bebas kasus positif corona, ini daftarnya

"Perokok mungkin sudah memiliki penyakit paru-paru atau kapasitas paru-paru yang tidak optimal yang akan meningkatkan risiko penyakit serius," jelas WHO. 

Belum lagi jika seseorang menggunakan produk rokok yang digunakan bersama-sama, misalnya water pipes, kontak dari mulut ke mulut ini menjadi pintu lain kemungkinan penularan virus penyebab Covid-19 di dalam masyarakat. 

Kebutuhan oksigen yang meningkat atau berkurangnya kemampuan tubuh untuk menggunakan paru-paru secara benar dapat membawa pasien pada risiko masalah paru-paru yang lebih tinggi, seperti pneumonia. 

Berhenti merokok 
Dikutip dari Express (18/3/2020), Ahli Imunologi dr. Jenna Macciochi mengimbau para perokok untuk segera berhenti merokok. Tidak hanya saat adanya pandemi virus corona saja.  

Baca Juga: Dampak corona pemain Barcelona setuju potong gaji, Real Madrid segera menyusul?

Menurutnya, merokok menekan fungsi imun di paru-paru dan memicu terjadinya peradangan. Tidak hanya para perokok yang menggunakan cara tradisional, tapi merokok dengan cara kekinian pun, seperti penggunaan vape, tidak bisa menghindarkan seseorang dari risiko penyakit paru-paru. 

"Kegiatan ini menyebabkan produksi lendir meningkat. Itu tidak membersihkan paru-paru. Ada perubahan peradangan, dan sel-sel imun berubah. 

Kemudian semua itu mengarah pada, mereka lebih mungkin mendapatkan virus dan memiliki dampak yang lebih buruk," ujar Profesor sel biologi dan fisiologi di Chapel Hill, Robert Tarran. (Luthfia Ayu Azanella)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "WHO Sebut Perokok Miliki Risiko Lebih Tinggi Tertular Covid-19, Berikut Penjelasannya... "

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×