Sumber: Kompas.com | Editor: Tendi Mahadi
Kebutuhan oksigen yang meningkat atau berkurangnya kemampuan tubuh untuk menggunakan paru-paru secara benar dapat membawa pasien pada risiko masalah paru-paru yang lebih tinggi, seperti pneumonia.
Berhenti merokok
Dikutip dari Express (18/3/2020), Ahli Imunologi dr. Jenna Macciochi mengimbau para perokok untuk segera berhenti merokok. Tidak hanya saat adanya pandemi virus corona saja.
Baca Juga: Dampak corona pemain Barcelona setuju potong gaji, Real Madrid segera menyusul?
Menurutnya, merokok menekan fungsi imun di paru-paru dan memicu terjadinya peradangan. Tidak hanya para perokok yang menggunakan cara tradisional, tapi merokok dengan cara kekinian pun, seperti penggunaan vape, tidak bisa menghindarkan seseorang dari risiko penyakit paru-paru.
"Kegiatan ini menyebabkan produksi lendir meningkat. Itu tidak membersihkan paru-paru. Ada perubahan peradangan, dan sel-sel imun berubah.
Kemudian semua itu mengarah pada, mereka lebih mungkin mendapatkan virus dan memiliki dampak yang lebih buruk," ujar Profesor sel biologi dan fisiologi di Chapel Hill, Robert Tarran. (Luthfia Ayu Azanella)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "WHO Sebut Perokok Miliki Risiko Lebih Tinggi Tertular Covid-19, Berikut Penjelasannya... "
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News