Sumber: Kompas.com | Editor: Tendi Mahadi
Tanda yang serius
Menurut epidemiolog dr Dicky Budiman M.Sc.PH, PhD (Cand) Global Health Security CEPH Griffith University, kondisi sekarang ini memang dikatakan berbahaya. "Fase saat ini memang cenderung mengkhawatirkan," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Minggu (21/6).
Pihaknya menjelaskan, seseorang merasakan kejenuhan setelah berbulan-bulan di rumah memang menjadi permasalahan klasik dalam sejarah pandemi. Kondisi tersebut juga seperti yang terjadi pada pandemi di tahun 1918-1920.
Baca Juga: Ada 230.000 data pasien corona diduga bocor dan dijual, ini kata pakar keamanan siber
Meski begitu, masyarakat seharusnya tetap waspada dan tidak boleh abai terhadap upaya pencegahan. "Ini penyakitnya karena penyakit yang menular dengan mudah ketika orang abai terhadap pencegahan. Dalam sejarah pandemi ada peningkatan kasus, akhirnya banyak yang sakit," ujar Dicky.
Bahkan, peningkatan kasus Covid-19 secara global pada dua hari terakhir menembus angka 100.000 kasus baru hariannya. "Ini ada tanda yang sangat serius," tuturnya.
Testing harus terus dilakukan
Dicky mengungkapkan bahwa penambahan kasus salah satunya dapat terlihat jika setiap negara tetap konsisten melakukan upaya testing, namun hal ini tetap harus dilakukan. Saat testing dilonggarkan karena kesalahpahaman bahwa banyaknya kasus diakibatkan lantaran test yang dilakukan, ini yang harus dibenarkan.
"Banyaknya kasus bukan akibat langsung daripada adanya banyak testing. Banyaknya kasus itu karena memang adanya kasus Covid-19 masyarakat yang sudah terjadi akibat penularan sebelum-sebelumnya," papar Dicky.
Baca Juga: Insentif pengembangan vaksin corona bakal dorong riset industri farmasi
Sehingga, lanjut dia, testing merupakan upaya untuk mendeteksi bukan membuat kasus menjadi semakin banyak. Testing juga diperlukan untuk mengetahui apakah suatu wilayah telah terkendali dan berdampak pada pemulihan kasus.
Lebih lanjut, peringatan yang disampaikan WHO haruslah disikapi serius oleh seluruh pihak. "Ini peringatan yang berdasarkan pengalaman pandemi sebelumnya, research, dan pertimbangan analisa terkini," ujarnya.