kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Waspada gelombang ketiga Covid-19


Sabtu, 09 Oktober 2021 / 10:30 WIB
Waspada gelombang ketiga Covid-19


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus Covid-19 di Indonesia pada September 2021 mulai terkendali, hanya saja jumlah kasus corona di negara lain dalam tren meningkat. Kini, negara-negara seperti China, Singapura tengah menghadapi pandemi Covid-19 gelombang ketiga.

Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman pun memprediksikan bahwa tak menutup kemungkinan Indonesia akan mengalami gelombang ketiga pandemi Covid-19. “Kalau bicara tren memang saat ini kita dalam kondisi tren membaik tapi harus disadari bahwa adanya variasi virus atau dinamika yang sangat beragam sehingga harus menjadi perhatian kita,” ujarnya saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (8/10). 

Dia mengatakan, meskipun di level nasional Indonesia telah mengalami tren kasus Covid-19 yang membaik, namun secara level Kabupaten/Kota masih sangat memprihatinkan. “Dan walaupun angka absolut juga mengalami perbaikan tapi fondasi angka untuk mendukung angka itu di banyak daerah masih lemah terutama kapasitas 3 T (treatment, tracing dan testing) dalam merespon eskalasi pandemi,” tambahnya. 

Ditambah lagi, bicara mengenai adanya kapasitas dan cakupan vaksinasi Covid-19 di luar pulau Jawa dimana masih belum memadai. Sehingga saat ini secara level global pun tengah menghadapi adanya gelombang ketiga. “Dari level global pun dimana dunia mengalami gelombang ketiga tentunya akan berdampak pada Indonesia kalau kita tidak melakukan mitigasi kuat,” katanya. 

Baca Juga: Waspada, Anda bisa tertular virus corona di tempat-tempat ini

Sehingga ia pun memprediksikan adanya kecenderungan terjadi gelombang ketiga pun akan sulit dihindari. Sebab penduduk Indonesia juga masih belum memiliki imunitas yang kuat meskipun sudah di vaksinasi. 

“60% penduduk kita akan sangat rawan terpapar virus baru. Penduduk rawan ini yang rawan sekali membuat besar kemungkinan adanya gelombang ketiga di tambah lagi mobilitas masyarakat yang meningkat dan orang yang mobilitas ini apabila belum vaksin, kontak dengan yang lain akan menjadi kombinasi yang berbahaya,” ungkapnya. 

Sehingga apabila Indonesia tak cepat menanggapi dan memitigasi adanya virus baru maka Dicky pun memprediksikan gelombang ketiga akan terjadi di akhir tahun 2021 atau di awal tahun 2022. 

“Namun hal yg harus di pahami, ancamannya moderat yakni tidak akan sebesar gelombang kedua kemarin jadi potensi kasus akan lebih kecil namun kasus kematian akan bisa mendekati setengah dari kasus kematian di gelombang kedua,” ungkapnya. 

Dicky pun memprediksi gelombang ketiga akan lebih banyak menimpa daerah luar Jawa. Hal itu lantaran  secara infrastruktur kesehatan, sosial ekonomi dan respons serta kesadaran individu masih relatif lebih lemah. “Nah ini lah yg membuat lebih berbahaya sehingga apabila adanya ketelatan menemukan kasus baru akan membuat angka kematian tinggi,” tutupnya. 

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Penyintas covid-19 bisa vaksinasi lebih awal, bantu wujudkan herd immunity

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×