Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
"Namun, beberapa orang yang terinfeksi Covid-19 tidak menunjukkan gejala apa pun dan tidak merasa tidak enak badan," menurut WHO.
Orang-orang positif Covid-19 tanpa gejala ini, tetap dapat menularkan virus kepada orang-orang di sekitar mereka.
Alergi memiliki gejala kronis Covid-19, flu, atau flu biasa, adalah penyakit akut, artinya orang akan merasa baik-baik saja sampai gejala mulai muncul. Sementara itu, alergi biasanya bersifat kronis.
"Gejala (alergi) hilang dan muncul, terjadi terus menerus selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun," Dr. David M. Cutler, dokter pengobatan keluarga di Pusat Kesehatan Providence Saint John di Santa Monica, California, kepada Healthline.
Baca Juga: Jangan pakai masker jenis tertentu ini sebagai pencegahan Covid-19
"Alergi seharusnya tidak menyebabkan demam atau nyeri tubuh," kata Arthur.
Alergi juga dapat menyebabkan mengi, terutama pada penderita asma. "Gejala alergi cenderung bervariasi di setiap lingkungan. Misalnya, gejala memburuk karena paparan debu, serbuk sari, atau bulu binatang, sedangkan gejala pilek cenderung bertahan terlepas dari waktu, cuaca, lokalitas, atau faktor lingkungan lainnya," kata Cutler.
Seperti Covid-19, pilek cenderung memiliki gejala umum seperti demam, sakit kepala, dan nyeri tubuh. Sedangkan alergi biasanya hanya memengaruhi saluran pernapasan.
Baca Juga: Jangan lengah, ini gejala yang harus diwaspadai saat isolasi mandiri di rumah
"Gejala alergi cenderung membaik dengan antihistamin atau obat khusus alergi lainnya. Sementara saat pilek lebih bereaksi pada (obat) dekongestan, asetaminofen, cairan, dan istirahat," kata Cutler.
CDC mencatat bahwa gejala seperti sesak napas, batuk, kelelahan, sakit kepala, dan sakit tenggorokan bisa jadi merupakan gejala Covid-19 atau alergi.
Mata gatal dan bersin umumnya hanya gejala alergi. Demam, nyeri otot, hilangnya rasa atau bau, mual, dan diare berhubungan dengan Covid-19 dan bukan alergi.