Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
Hipotesis itu melihat tingkat keseluruhan antibodi tetap jauh di atas yang ditemukan dalam sampel, yang diambil dari orang pulih dari infeksi dengan virus, yang tidak dimutasi sebelumnya.
Tetapi penyelidikan laboratorium semacam ini tidak dapat memprediksi seperti apa khasiat dunia nyata, itu masih harus diselidiki melalui penelitian lain. Virus corona diketahui menempel pada reseptor tertentu pada sel manusia yang disebut ACE2, yang digunakannya untuk memaksa masuk.
Baca juga: Zona merah corona per 16 Mei 2021 turun lagi jadi 7 wilayah, ini rinciannya
Tim Landau menunjukkan varian India mampu mengikat lebih erat ke reseptor ini, seperti varian lain yang menjadi perhatian. Hal itu mungkin terkait dengan peningkatan transmisibilitasnya, dibandingkan dengan strain aslinya.
"Hasil (studi) kami memberikan keyakinan bahwa vaksin saat ini akan memberikan perlindungan terhadap varian yang diidentifikasi hingga saat ini," tim menyimpulkan.
Namun, hal ini tidak menghalangi kemungkinan munculnya varian baru yang lebih resisten terhadap vaksin, menyoroti pentingnya vaksinasi yang meluas di tingkat global.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hasil Studi: Vaksin Pfizer dan Moderna Efektif Lawan Varian Covid-19 India",
Penulis : Bernadette Aderi Puspaningrum
Editor : Bernadette Aderi Puspaningrum
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun
Selanjutnya: Akhirnya, Bali bebas zona merah corona, tapi tetap harus waspada & disiplin 3M
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News