CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.874   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.147   -67,63   -0,94%
  • KOMPAS100 1.093   -9,74   -0,88%
  • LQ45 872   -3,74   -0,43%
  • ISSI 215   -2,72   -1,25%
  • IDX30 446   -1,92   -0,43%
  • IDXHIDIV20 539   -0,57   -0,11%
  • IDX80 125   -1,10   -0,87%
  • IDXV30 135   -0,57   -0,42%
  • IDXQ30 149   -0,43   -0,29%

Virus corona dari India lebih ganas, tapi 2 vaksin Covid-19 ini tetap ampuh melawan


Rabu, 19 Mei 2021 / 11:15 WIB
Virus corona dari India lebih ganas, tapi 2 vaksin Covid-19 ini tetap ampuh melawan


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - New York. Dunia mewaspadai penyebaran Covid-19 akibat virus corona hasil mutasi di India yang dianggap lebih berbahaya dan menular. Namun, penelitian terbaru menyebutkan ada dua vaksin Covid-19 yang masih ampuh melawan virus corona hasil mutasi di India.

Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan Amerika Serikat (AS) menemukan vaksin Covid-19 buatan Pfizer dan Moderna tetap sangat efektif melawan dua varian virus corona hasil mutasi India. Studi berbasis laboratorium dilakukan oleh NYU Grossman School of Medicine dan NYU Langone Center.

Hasil ini masih termasuk dalam pengujian awal karena belum dipublikasikan dalam jurnal akademik. "Apa yang kami temukan adalah bahwa antibodi vaksin sedikit lebih lemah terhadap varian, tetapi hanya sedikit (melemahkan). Jadi itu (varian Covid-19 India) tidak akan banyak berpengaruh pada kemampuan perlindungan vaksin," kata peneliti senior Nathaniel "Ned" Landau kepada AFP pada Senin (17/5/2021).

Para peneliti pertama kali mengambil darah dari orang yang divaksinasi dengan salah satu dari dua suntikan, yang dominan di AS dan telah diberikan kepada lebih dari 150 juta orang Amerika. Mereka kemudian memaparkan sampel ini di laboratorium ke partikel pseudovirus yang direkayasa, yang mengandung mutasi di bagian virus corona yang mengalami “lonjakan.”

Baca juga: Vaksinasi tahap tiga dimulai, menyasar masyarakat rentan di wilayah zona merah

Hal tersebut secara khusus ditemukan pada varian B.1.617 atau B.1.618, yang merupakan hasil mutasi virus corona di India. Akhirnya, campuran itu diekspos ke sel yang tumbuh di laboratorium, untuk melihat berapa banyak yang akan terinfeksi.

Partikel pseudovirus yang direkayasa mengandung enzim yang disebut luciferase. Enzim itu digunakan kunang-kunang untuk menghasilkan cahaya. Dengan menambahkannya ke pseudovirus, itu memungkinkan peneliti mengetahui berapa banyak sel yang terinfeksi berdasarkan pengukuran cahaya.

Secara keseluruhan, untuk varian B.1.617 mereka menemukan pengurangan hampir empat kali lipat dalam jumlah antibodi penetral (protein berbentuk Y yang diciptakan sistem kekebalan untuk menghentikan patogen menyerang sel). Semantara untuk varian B.1.618, pengurangannya sekitar tiga kali lipat.

"Dengan kata lain, beberapa antibodi sekarang tidak bekerja lagi melawan varian, tetapi Anda masih memiliki banyak antibodi yang bekerja melawan varian," kata Landau.

"Ada cukup banyak (antibodi) yang berhasil (bertahan) sehingga kami percaya bahwa vaksin akan sangat protektif," tambahnya.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×