Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Meski pada laporan awal varian Omicron disebut lebih ringan, namun kasus rawat inap akibat varian ini masih terjadi, bahkan tercatat satu kasus kematian di Inggris.
Menurut spesialis patologi Klinik Primaya Hospital Bekasi Timur, dr Muhammad Irhamsyah, Sp.PK, M.Kes, walau temuan itu sedikit melegakan, namun tingkat penularan Omicron yang cepat menimbulkan kekhawatiran.
"Omicron juga diduga dapat menghindari perlindungan dari vaksin dan infeksi sebelumnya. Karena itu, WHO memasukkan varian baru Covid-19 ini ke daftar variant of concern alias varian yang memerlukan perhatian," ungkap dr Irhamsyah dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (22/12/2021).
Gejala varian Omicron
Diungkapkan dr Irhamsyah, saat ini para ahli setuju bahwa gejala varian Omicron cenderung sama seperti varian lainnya. Meskipun dampak yang dialami setiap pasien yang terpapar Omicron mungkin berbeda, tetapi gejala varian Omicron serupa dengan virus corona yang pertama kali ditemukan di China.
“Karakteristik gejala Covid-19 mirip gejala infeksi virus influenza. Kemunculan gejala dipengaruhi kondisi kesehatan pasien secara umum, juga level kekebalan tubuh dan kemampuannya untuk melawan virus,” ujarnya.
Baca Juga: WHO: Pertanyaan Seberapa Parah Varian Omicron Akan Terjawab dalam 3-4 Minggu
Berdasarkan temuan terbatas pada sejumlah pasien, gejala varian Omicron yang umum terjadi, antara lain:
- Kelelahan
- Kehabisan tenaga
- Nyeri otot di sekujur tubuh
- Sakit kepala
- Sakit tenggorokan
Gejala varian Omicron lain yang kurang umum meliputi sesak napas, serta kehilangan kemampuan mencium dan mengecap atau anosmia.